Informasi Dunia Peternakan, Perikanan, Kehutanan, dan Konservasi

Lingkar Dada Dan Rumus Pendugaan Sebagai Media Representasi Ekonomi

Pendugaan umur dan berat badan seekor ternak menjadi sangat penting untuk diketahui, khususnya bagi peternak dan pedagang ternak sehingga tidak terjadi kecurangan-kecurangan yang dapat merugikan sebelah pihak (Suardi, 1993). Dalam usaha untuk mengatasi kendala yang dihadapi jika alat ukur untuk menduga berat badan ternak yang berkapasitas besar tidak tersedia, dapat dilakukan penaksiran berat badan ternak tersebut dengan menggunakan dimensi tubuhnya. Misalnya melalui panjang badan dan juga lingkar dada, karena lingkar dada seekor ternak memiliki korelasi yang sangat kuat untuk menduga berat hidup ternak (Parakkasi, 1999).

Secara umum ada dua teknik penentuan bobot badan seekor ternak, yaitu penimbangan (weight scale) dan penaksiran. Kedua teknik tersebut memiliki keuntungan dan keterbatasannya masing-masing. Metode penimbangan merupakan cara paling akurat tetapi memiliki beberapa kelemahan, antara lain membutuhkan peralatan khusus dan dalam beberapa kasus membutuhkan operator relatif lebih banyak (terutama dalam peternakan besar dengan sistem ranch) sehingga menjadi kurang efisien, dan tidak semua ranch memiliki peralatan (weight scale) tersebut. Adapun metode penaksiran atau pendugaan umumnya dilakukan melalui ukuranukuran tubuh ternak, misalnya melalui lingkar dada, tinggi pundak, dan lain lain.

Metode pendugaan ini memiliki keunggulan dalam hal kepraktisan, akan tetapi memiliki kendala dengan tingkat akurasi pendugaannya dan masih perlu terus dikembangkan terutama dalam konteks ternak-ternak lokal di Indonesia (Gunawan,1990). Salah satu metode yang dapat digunakan adalah dengan mengukur panjang badan dan lingkar dada. Terdapat beberapa rumus penduga bobot badan ternak menggunakan lingkar dada, yaitu Schrool, Winter, dan Denmark. Rumus-rumus tersebut dapat digunakan untuk sapi, kambing, domba, babi dan kerbau (Gafar, 2007).

Brookes dan Harmiington (1960) menyatakan bahwa korelasi tertinggi antara bobot hidup dengan ukuran-ukuran badan adalah lingkar dada (r = 0,90). Lingkar dada (L), panjang badan (P) dan tinggi pundak (T) . Pengukuran lingkar dada dilakukan dengan mengatur dahulu posisi berdiri sapi dengan tegak. Sehingga keempat kakinya terletak dalam segi empat diatas bidang datar. Penafsiran berat badan sangat penting dilakukan oleh para peternak untuk mengetahui bobot badan ternak. Cara ini merupakan cara lain untuk mengetahui berat badan ternak selain penimbangan berat badan. Apabila setiap kaki harus selalu dilakukan penimbangan, hal ini dirasa kurang praktis disamping timbangan ini jumlahnya terbatas (http://www.docstoc.com/pendugaan-bobot-sapi, 2015).

Rumus penentuan badan sapi berdasarkan ukuran tubuh bertolak dari anggapan bahwa tubuh ternak sapi berupa tong. Oleh karena itu, ukuran tubuh yang digunakan untuk menduga bobot tubuh biasanya adalah panjang badan dan lingkar dada. Rumus yang telah dikenal adalah rumus schrool yang mengemukakan pendugaan bobot badan ternak sapi berdasarkan lingkar dada sebagai berikut (Wahyudin,2007) :



Makin bertambah ukuran-ukuran tubuh seekor ternak maka semakin bertambah bobot hidupnya. White dan Green diacu dalam Yurnalis (2007) menyatakan bahwa koefisien korelasi antara lingkar dada, panjang badan, dan tinggi pundak dengan bobot hidup sangat tinggi dibandingkan dengan ukuran tubuh lainnya. Ternak yang sedang tumbuh setiap pertumbuhan 1% lingkar dada diikuti oleh kenaikan bobot hidup sebesar 3%, ditambahkan oleh Kidwel (1965) penafsiran yang paling tepat dalam pendugaan bobot hidup ternak sapi adalah melalui ukuran lingkar dada.
Labels: Pengukuran Ternak

Thanks for reading Lingkar Dada Dan Rumus Pendugaan Sebagai Media Representasi Ekonomi . Please share...!

0 Comment for "Lingkar Dada Dan Rumus Pendugaan Sebagai Media Representasi Ekonomi "

Back To Top