Informasi Dunia Peternakan, Perikanan, Kehutanan, dan Konservasi

Kebutuhan Zat Makanan Kelinci

Kelinci membutuhkan zat makanan seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin (Cheeke at al., 2000). Jumlah zat makanan yang dibutuhkan tergantung pada umur, tujuan produksi serta laju atau kecepatan pertumbuhannya (Blakely dan Bade, 1991). Kebutuhan hidup pokok adalah kebutuhan minimal yang harus dipenuhi, jika nutrisi yang dibutuhkan tidak tersedia dalam ransum, tubuh ternak akan membongkar cadangan energi (glikogen, lemak dan protein) tubuh untuk mempertahankan kelangsungan hidup (Tillman et al., 1997). Kebutuhan zat makanan untuk kelinci dapat dilihat pada Tabel.

Tabel. Kebutuhan Zat Makanan Kelinci dalam Berbagai Status Fisiologis



Status Fisiologi Kelinci


Zat Makanan
Pertumbuhan
Pemeliharaan
Bunting
Laktasi


---------------------------------- % -------------------------------

DE (MJ/Kg)
2500
2100
2500
2500

TDN
65
55
58
70

Serat Kasar
10-12
14
10-12
10-12

Protein Kasar
16
12
15
17

Lemak
2
2
2
2

Kalsium
0,4
-
0,45
0,75

Phospor
0,2
-
0,37
0,5

Potasium
0,6
0,6
0,6
0,6

Lysine
0,65
-
-
-

Arginine
0,6
-
-
-

Theronine
0,6
-
-
-

Trytophan
0,2
-
-
-

Histidine
0,3
-
-
-

Isoleucine
0,6
-

-

Valin
0,7
-
-
-

Leucine
1.1
-
-
-

Vitamin A (IU)
580
-
1160
-

Vitamin E (mg)
40
-
40
-

Cholin (g)
1,2
-
-
-

Sumber : NRC (1977) 





Protein adalah senyawa organik yang komplek karena mengandung unsur unsur karbon, hidrogen, oksigen, sulphur, phosphor dan nitrogen (Anggordi, 1994). Kelinci membutuhkan protein dalam ransum untuk pertumbuhan, hidup pokok dan produksi bulu. Blakely dan Bade (1991) menyatakan bahwa kebutuhan protein pada fase pertumbuhan lebih tinggi daripada fase dewasa, karena protein tersebut selain digunakan untuk hidup pokok juga untuk pertumbuhan jaringan.

Protein merupakan komponen yang sangat pentig untuk membentuk jaringan otot, membran sel, hormon dan enzim (Cheeke et al., 2000). Protein dibentuk dari unit dasar yang disebut asam amino. Ternak monogastrik seperti babi, unggas dan hewan herbivora non ruminan seperti kelinci membutuhkan asam amino dalam pakannya. Lain halnya pada ternak ruminan seperti sapi dan kambing yang tidak membutuhkan asam amino dalam pakannya. Hal tersebut dikarenakan bakteri dalam rumen dapat menghasilkan asam amino (Cheeke et al., 2000). Asam amino yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh ternak dan dapat dipenuhi lewat pakan disebut asam amino esensial. Menurut NRC (1977) protein yang dibutuhkan kelinci untuk pertumbuhan sebesar 16%.

Kelinci kurang mampu mencerna serat kasar secara efisien, akan tetapi untuk pertumbuhan dan kesehatan normal tetap dibutuhkan dalam ransum (Khalil, 1986). Menurut Khalil (1986) kandungan serat kasar yang tinggi menyebabkan kerja saluran alat pencernaan tertekan. Hal ini menunjukkan bahwa kelinci memiliki batas toleransi terhadap kandungan serat kasar ransum. Serat kasar yang direkomendasikan untuk pertumbuhan kelinci sebesar 10 - 12% serta untuk hidup pokok 14% (NRC, 1977).

Menurut NRC (1977), kelinci membutuhkan lemak dalam ransum sebesar 2%. Lemak dapat meningkatkan palatabilitas dan sebagai perekat dalam pembuatan pelet (Cheeke et al., 2000). Selain itu, mineral juga dibutuhkan dalm ransum kelinci. Kekurangan dan kelebihan mineral pada kelinci dapat menyebabkan keracunan. Kelinci membutuhkan mineral untuk pertumbuhan terutama Ca (0,4) dan P (0,22%) (NRC, 1977). Menurut Cheeke (1987) kebutuhan mineral kelinci lebih tinggi daripada ternak lain. Ternak akan dapat mencapai tingkat penampilan produksi tertinggi sesuai dengan potensi genetiknya bila memperoleh zat-zat makanan yang dibutuhkannya. Zat makanan tersebut diperoleh ternak dengan jalan mengkonsumsi sejumlah makanan (Sutardi, 1980). Faktor yang mempengaruhi konsumsi pakan adalah palatabilitas, jumlah makanan yang tersedia dan kualitas atau komposisi kimia bahan makanan (Sutardi, 1980). Selain itu aroma dari pakan yang digunakan juga dapat meningkatkan konsumsi ransum (Pond et al., 1995). Menurut Okmal (1993), protein kasar ransum yang tinggi dan disertai konsumsi bahan kering yang tinggi menghasilkan konsumsi protein kasar yang tinggi pula.

Pemberian pakan ditentukan berdasarkan kebutuhan bahan kering. Kebutuhan bahan kering menurut NRC (1977) untuk hidup pokok yaitu 3%-4% dari bobot badan dan 5-8 % dari bobot badan untuk pertumbuhan normal. Kebutuhan bahan kering pakan berdasarkan periode pemeliharaan dapat dilihat pada Tabel.

Tabel. Kebutuhan Bahan Kering (BK) Pakan Berdasarkan Periode Pemeliharaan

Status
Bobot (kg)
Bahan Kering (%)
Kebutuhan BK
(g/ekor/hari)
Muda
1,8-3,2
5,4-6,2
112-173
Dewasa
2,3-6,8
3,0-4,0
92-204
Bunting
2,3-6,8
3,7-5,0
115-251
Menyusui dengan anak 7 ekor
4,5
11,5
520
Sumber : NRC (1977)




Daftar Pustaka

Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT Gramedia, Jakarta.

Blakely, J. dan D. H. Bade. 1991. Ilmu Peternakan. Ed. Ke-4. Gajdah Mada University Press. Yogyakarta.

Cheeke,P. R., McNitt, J. I., and Patton, N.M. 2000. Rabbit Production. 8th Edition. Interstate Publishers Inc, Danville, Illinois.

Khalil, L. A. S., R. Herman dan D. Aritonang. 1986. Pengaruh kandungan serat kasar ransum terhadap performans kelinci lepas sapih. J. Ilmu Peternakan. 2(4) : 141-144.

National Research Councill (NRC). 1977. Nutrient Requirements of Rabbits. National Academy of Sciences. Washington D. C.

Okmal. 1993. Manfaat leguminosa pohon sebagai suplemen protein dan minyak kelapa sebagai agensia defaunasi dalam ransum pertumbuha domba. Tesis. Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Pond, W.G., D. C. Church and K. R. Pond. 1995. Basic Animal Nutrition and Feeding. 4th Edition. John Wiley and Sons Inc, Canada.

Sutardi, T. 1980. Landasan Ilmu Nutrisi I. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.


Tillman, A. D., H. Hartadi., S. Reksohadiprodjo dan S. Lebdosukodjo. 1997. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Labels: Kecernaan, Kelinci

Thanks for reading Kebutuhan Zat Makanan Kelinci. Please share...!

0 Comment for "Kebutuhan Zat Makanan Kelinci"

Back To Top