Informasi Dunia Peternakan, Perikanan, Kehutanan, dan Konservasi

Aplikasi Beberapa Tumbuhan yang Mengandung Tanin pada Pengawetan Telur

Salah satu alternatif dalam teknologi pengawetan telur ayam konsumsi yang mudah dan murah adalah dengan menggunakan kulit kayu bakau. Bahan yang dimanfaatkan untuk pengawetan telur dari kulit kayu bakau tersebut adalah zat tannin. Tanin berfungsi sebagai penutup/penyumbat lubang pada pori-pori kerabang telur sehingga tidak terjadi penguapan. Rasa dari tanin adalah pahit menyebabkan beberapa mikroba tidak mampu menerobos lapisan tanin tersebut. Pengawetan telur itik konsumsi dengan menggunakan ekstrak kulit bakau mampu mempertahankan kualitas telur sampai 2 bulan (Nugroho, 2008).

Perendaman telur dengan larutan teh hitam dengan konsentrrasi 6% selama 1 hari dapat mempertahankan kualitas telur sampai penyimpanan 25 hari. Teh hitam mengandung tanin yang disebut catechin, dengan adanya catechin masuk kedalam telur akan terjadi penggumpalan protein pada selaput kerabang yang mengandung protein, sehingga akan menutup pori-pori kerabang telur (Nurliyani et al., 2008).

Kandungan kimia daun jambu biji berupa tanin dapat mengawetkan telur. Tanin akan bereaksi dengan protein yang terdapat dalam kulit telur yang mempunyai sifat menyerupai kolagen kulit hewan sehingga terjadi proses penyamakan kulit berupa endapan berwarna coklat yang dapat menutup pori-pori kulit telur dan kulit telur tersebut menjadi impermeable (tidak dapat tembus) terhadap gas, udara dan penguapan air serta hilangnya karbondioksida pada kulit telur dapat dicegah sekecil mungkin. Pengawetan telur ayam ras dengan memanfaatkan daun jambu biji (Psodium guajava L.) mutu telur bertahan kurang lebih 1 bulan (Karmila, et al., 2008).

Melinjo merupakan salah satu tumbuhan yang menghasilkan senyawa anti oksidan, selain itu melinjo juga merupakan antimikroba alami, artinya protein melinjo juga bisa dipakai sebagai pengawet alami makanan (Budhiarso, 2012). Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam daun dan buah melinjo diantaranya adalah saponin, flovanoid dan tanin dari analisa proksimat diketahui bahwa kandungan tanin dalam daun melinjo sebesar 4,55% (Lestari, 2013).

Lestari (2013) telah melakukan penelitian pengawetan telur ayam ras dengan perendaman ekstrak daun melinjo. Penelitian tersebut diperoleh bahwa ekstrak melinjo 20 dan 30% dapat memperbaiki kualitas eksternal dan internal telur ayam ras, selain itu perendaman 24 jam dapat mempertahankan kualitas dan daya simpan telur.

Daftar Pustaka
Budhiarso. 2012. Karakteristik Fisik dan Uji pH Larutan Rendaman Kulit Melinjo dan Kekerasan Kulit Melinjo.Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Karmila. M., Maryati, Jusmawati, 2008. Pemanfaatan daun jambu biji (Psidium guajava L.) sebagai alternatif pengawetan telur ayam ras. Skripsi. MIPA. UNM. Makassar.
Lestari. 2013. Pengawetan telur dengan perendaman ekstrak daun melinjo (Gnetum gnemon linn). Tesis Pasca sarjana Universitas Hasanuddin. Makassar.
Nurliyani, Rihastuti R.A., Indratiningsih, Wahyuni, E., 2008. Bahan Ajar Ilmu dan Teknologi Susu dan Telur. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Labels: Pengawetan, Tanin, Telur

Thanks for reading Aplikasi Beberapa Tumbuhan yang Mengandung Tanin pada Pengawetan Telur . Please share...!

0 Comment for "Aplikasi Beberapa Tumbuhan yang Mengandung Tanin pada Pengawetan Telur "

Back To Top