Dalam
suatu persilangan terdapat sebuah konsep bahwa masing-masing tetua yang
disilangkan menyumbangkan setengah sifat kepada keturunan atau generasi yang
berikutnya (terkecuali sex-linked genes dalam keturunan seks heterogametic). Sering
dikatakan bahwa tetua jantan menurunkan lebih dari satu setengah sifat
dibandingkan induk. Pernyataan-pernyataan ini tidak bertentangan ketika
ditafsirkan dalam konteks yang tepat. Kontribusi dari setiap tetua jantan ke
generasi keturunan berikutnya lebih baik dibandingkan kontribusi dari setiap
satu induk, karena dengan perkawinan poligami tiap-tiap tetua jantan memiliki
lebih banyak menurunkan sifat ke keturunan dibandingkan induk (Chapman, 1985).
Suatu
penelitian dapat menggambarkan secara akurat kontribusi tetua jantan dan induk
terhadap generasi keturunan berikutnya dan penelitian yang lain menggambarkan
secara akurat terhadap genotipee individu, namun tidak secara akurat
menggambarkan efek hubungan dari tetua jantan dan induk terhadap fenotipe
individu bagi banyak sifat. Pada unggas juga, induk sering memiliki dampak yang
lebih besar pada fenotipe keturunannya daripada tetua jantan tersebut. Fenomena
dimana induk memberikan dampak yang lebih besar disebut "efek maternal".
Chapman
(1985) mendefinisikan efek maternal sebagai pengaruh, kontribusi atau dampak
pada fenotipe dari sebuah individu yang disebabkan langsung oleh fenotipe
induknya. Bobot badan dapat dipengaruhi secara langsung oleh genetik dan efek
maternal maupun faktor lingkungan (Bihan-Duval et al., 2001; Koerhuis
and Thompson, 1997; Velleman et al., 2003). Efek maternal pada fenotipe
keturunan dapat disebabkan oleh perbedaan genetik atau perbedaan lingkungan
antar induk, atau dapat juga disebabkan oleh interaksi genetik dan lingkungan.
Jadi, efek maternal memiliki nilai heritabilitas, repeatabilitas dan korelasi
genetik dengan ciri-ciri lain yang menarik dalam produksi ternak. Efek maternal
dapat muncul pada saat pembuahan, selama kehamilan atau selama menyusui. Efek ini
juga mungkin dapat muncul melalui berbagai mekanisme biologis (Chapman, 1985).
Furr
dan Nelson (1964) meneliti pada sapi dan Warren dan Renbarger (1963) meneliti
pada domba, bahwa perbedaan bobot sapih dipengaruhi oleh perbedaan produksi
susu antar induk. Lax dan Brown (1967) mengindikasikan, bahwa perbedaan umur
maternal mempengaruhi karakter produksi wool pada domba. Persilangan resiprok
pada babi menunjukkan bahwa efek maternal penting untuk laju pertumbuhan pasca
sapih dan komposisi karkas (Ahlschwede dan Robison, 1971).
Ahlschwede, W. T. & O. W., Robison. 1971. Maternal effects on weights and backfat of swine. J. Anim. Sci. 33: 1206-1211.
Chapman, A. B. 1985. General and Quantitative Genetics. Elsevier Science Publishers B.V., Amsterdam-New York-Tokyo.
Furr, R. D. & A. B., Nelson. 1964. Effect of level of supplemental winter feed on calf weight and on milk production of fall-calving range beef cows. J. Anim. Sci. 23: 775-781.
Warren, E. P. & R. E. Renbarger. 1963. Some factors affecting milk yield of ewes and growth of lambs. J. Anim. Sci. 22: 866.
Labels:
Frekuensi Gen,
Seleksi
Thanks for reading Pengaruh Maternal (Maternal Effect)dalam Persilangan Ternak . Please share...!
0 Comment for "Pengaruh Maternal (Maternal Effect)dalam Persilangan Ternak "