Informasi Dunia Peternakan, Perikanan, Kehutanan, dan Konservasi

Diversifikasi ekspor di Indonesia

Alhayat (2012) meneliti tentang dekomposisi pertumbuhan dan diversifikasi ekspor non-migas Indonesia untuk mengetahui peran komponen pertumbuhan ekspor dan menganalisis struktur ekspor. Metode yang pertama adalah dekomposisi pertumbuhan ekspor menjadi produk baru, produk bertahan dan produk menghilang. Metode yang kedua adalah indeks feenstra atas pertumbuhan ekspor netto.Hasil yang diperoleh adalah marjin intensif menjelaskan 98 persen pertumbuhan ekspor. Dan Asia merupakan pasar paling penting bagi pertumbuhan ekspor non-migas. Kemungkinan rentang waktu penelitian yang sangat singkat, 2006-2010 yang mengarahkan penelitian hingga didapat kesimpulan demikian.

Kajian Alhayat tersebut mengikuti Amiti dan Freund (2007) yang menganalisa komposisi pertumbuhan Cina yang secara total tumbuh 450 persen dari tahun 1996-2006. Pertumbuhan tersebut salah satunya didukung oleh perubahan struktur ekspor dari produk agrikultur dan tekstil kearah elektronik dan produk manufaktur yang lebih canggih lainnya. Dari sisi produk, 5-15 persen pertumbuhan ekspor Cina dijelaskan melalui ekspor produk baru. Namun hampir seluruh pertumbuhan ekspor Cina ke Amerika dalam marjin intensif.

Tarman et al. (2011) dalam kajian diversifikasi ekspor meneliti tentang diversifikasi di pasar Asia dan Afrika untuk produk-produk konsumen Berbagai perhitungan digunakan yaitu Trade performance index (TPI), Export product dynamic (EPD), Constant market share analysis (CMSA) dan gravity model. Kesimpulannya pasar potensial di kawasan Afrika adalah Nigeria, Afrika Selatan, Aljazair, Mauritius dan Maroko; dengan seluruh empat kelompok komoditas yang diteliti menjadi unggulan. Untuk pasar di kawasan Asia adalah Saudi Arabia, Taiwan, Jordan, Oman dan Sri Lanka; dengan tiga kelompok komoditas unggulan yaitu perkebunan dan olahannya, perikanan dan olahannya, serta makanan dan minuman olahan. Salah satu tahapan dalam kajian ini adalah menghimpun informasi mengenai hambatan ekspor yang dialami oleh eksportir dalam melaksanakan usahanya melalui Focus Group Discussion (FGD).

Kesimpulan yang sama dalam penelitan-penelitian tersebut adalah struktur ekspor sangat penting bagi pengembangan ekspor dan diversifikasi penting terutama untuk negara berkembang. Banyak literatur, sejauh ini, berfokus pada identifikasi transmisi diversifikasi terhadap pertumbuhan ekonomi. Manfaat yang diyakini bersama dalam berbagai literatur adalah bahwa negara berkembang cenderung terkonsentrasi untuk mengekspor produk yang terbatas, bersifat komoditi hingga memicu tingginya fluktuasi. Dalam hal ini, diversifikasi menciptakan pemasukan ekspor yang lebih stabil. Efek lainnya yang dilihat adalah spillover terhadap ekonomi sebagai hasil dari struktur produk yang lebih terdiversifikasi.


Labels: Sosial Ekonomi Peternakan

Thanks for reading Diversifikasi ekspor di Indonesia . Please share...!

0 Comment for "Diversifikasi ekspor di Indonesia "

Back To Top