Informasi Dunia Peternakan, Perikanan, Kehutanan, dan Konservasi

Pembibitan Cabe Jawa


Tanaman cabe jawa dapat diperbanyak secara generatif (biji) dan secara vegetatif (stek batang). Perbanyakan tanaman cabe jawa dengan biji biasanya menghasilkan tanaman yang tidak seragam dan berbunga lebih lambat, sehingga cara ini hanya dilakukan dalam skala penelitian (Rukmana, 2003).

Selain itu cabe jawa merupakan tanaman menyerbuk silang sehingga perbanyakan dengan biji tidak dianjurkan karena variabilitasnya sangat tinggi. Oleh karena itu cabe jawa diperbanyak dengan menggunakan setek sulur panjat, sulur tanah (sulur cacing) dan sulur buah. Tanaman yang berasal dari sulur tanah (sulur cacing), pada umumnya mulai berbuah pada umur 3-4 tahun, lebih lambat dibandingkan dengan asal sulur panjat. Kelebihan bahan bibit dari sulur cacing adalah umur tanaman lebih panjang (lebih tahan lama) dan lebih tahan kekeringan. Bagian yang paling banyak digunakan sebagai bibit adalah sulur panjat karena lebih cepat berbuah (1-2 tahun). Kelemahannya yaitu tanaman kurang tahan kekeringan dan umurnya lebih pendek dibandingkan dengan tanaman asal bibit sulur cacing. Perbanyakan dengan sulur panjat dilakukan dengan menggunakan satu atau dua ruas dengan 1-2 daun (Balittro, 2004).

Sulur panjat, cacing, atau sulur buah yang akan digunakan sebagai bibit disemaikan terlebih dahulu lebih kurang 3-5 bulan (Balittro, 2004). Pembibitan dilakukan dalam polybag yang berukuran tinggi 20 cm dan lebar 18 cm (Winarto, 2003) dan berisi campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 10 3:1:1 atau 2:1:1 dengan mempertimbangkan jenis tanah yang digunakan. Penyemaian dilakukan di tempat yang ternaungi untuk menjaga kelembaban (Balittro, 2004).

Pengaturan media tanam dengan komposisi tertentu dapat menyediakan lingkungan/kondisi yang optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan akar. Faktor lingkungan memiliki pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan tanaman cabe jawa. Hasil penelitian Ferdiansyah (2009) dan Arifiyanti (2009) menunjukkan bahwa curah hujan dan kelembaban yang tinggi menyebabkan banyak tanaman cabe jawa yang terserang penyakit busuk pangkal batang. Pengendalian penyakit busuk pangkal batang dilakukan dengan pemisahan tanaman yang sakit dari tanaman yang sehat, penyiangan gulma, perbaikan aerasi melalui penggemburan media. Oleh karena itu komposisi media tanam yang tepat sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan bibit cabe jawa.


Labels: Cabai, Holtikultura

Thanks for reading Pembibitan Cabe Jawa . Please share...!

0 Comment for "Pembibitan Cabe Jawa "

Back To Top