Tanaman
rami (Boehmeria
nivea L. GAUD ) merupakan tanaman yang
berasal dari Cina dan dapat menghasilkan serat dari kulit kayunya (Li Tsongdao,
1992). Tanaman rami di Jawa
Barat dikenal dengan nama haramay, sedangkan di Minangkabau dikenal dengan
nama romin. Tanaman ini sepintas terlihat seperti tanaman murbei dan
merupakan tanaman tahunan berbentuk rumpun, memiliki bentuk daun seperti hati
dengan tekstur berbulu halus, batang yang mengkilap dan ramping dengan tinggi
tanaman antara 2 - 3 m, diameter batang antara 1,2 - 2 cm bergantung pada
kondisi pertumbuhan. Tanaman ini tumbuh pada ketinggian 0 - 1500 m dpl dengan
curah hujan rata-rata 1200 – 2200 mm/tahun. Sistem perakaran (dimorfis) yang
dimiliki rami memiliki dua fungsi yakni sebagai akar reproduksi (rhizom) yang
menjalar di bawah permukaan tanah dan akar umbi sebagai penyimpan cadangan
makanan. Terdapat mata tunas pada bagian rhizoma yang dapat digunakan sebagai
perbanyakan tanaman rami (Dhomiri, 2002).
Taksonomi
daun rami menurut Peterson (2002) adalah sebagai berikut :
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliosida
Subkelas : Hammamelidae
Ordo : Ulesric
Familia : Uricacea
Genus : Boehmeria
Spesies : Boehmeria nivea
Produksi
serat mentah dari tanaman rami tiap hektarnya cukup tinggi. Produksi serat
mentah tanaman rami di daerah Wonosobo yang mencapai 1 ton/ha (Dhomiri, 2002).
Selain pemanfaatan batang sebagai bahan baku pembuatan tekstil tanaman ini
menghasilkan limbah hijauan berupa daun dan pucuk. Daun dan pucuk ini dapat
digunakan sebagai makanan ternak (FAO, 2005). Menurut FAO (2005) tanaman rami
dapat menghasilkan hijauan hingga 300 ton bahan segar/ha/tahun atau setara dengan
42 ton bahan kering (BK).
Luas
lahan di Indonesia yang ditanami rami ± 665 ha yang menyebar dibeberapa daerah
di Indonesia yaitu: Wonosobo 100 ha, OKU 105 ha, Lahat 20 ha, Pagar Alam 20 ha,
Muara Enim 20 ha, Musi Rawas 20 ha, Rejang Lebong 20 ha, Way Kanan 20 ha,
Lampung Utara 20 ha, Lampung Barat 20 ha, Tanggamus 20 ha, Toba Samosir 20 ha
dan Garut 260 ha (Batlibang Dephan,2004; Disperindag Jabar, 2008).
Penggunaan
daun rami sebagai pakan ternak sudah banyak diteliti. Pada ternak domba, Despal
(2007) melaporkan bahwa daun rami dapat digunakan hingga 50% dalam ransum yang
disertai dengan suplemen Cu, P dan MHA dan mampu memberikan pertumbuhan
positif. Hal ini mungkin disebabkan oleh meningkatnya kadar protein, daya
degradasi dan kecernaan pakan (Sudibyo et al., 2005). Namun demikian pada ternak monogastrik penggunaan
daun rami lebih dari 20% dalam ransum tikus dapat menyebabkan gangguan
pertumbuhan dan kematian. Hal ini disebabkan oleh tingginya kandungan serat
kasar (SK) dan senyawa fenolik dalam tanaman rami (Duarte et al., 1997).
Namun
pada ternak ruminan, penggunaan daun rami pada level yang lebih tinggi telah
dilaporkan tidak menyebabkan gangguan pertumbuhan. Mendes et al. (1980) menyatakan bahwa penggantian 25% lucerne dengan daun rami dalam ransum kelinci tidak menyebabkan
gangguan pertumbuhan sedangkan Tuti (2009) melaporkan bahwa daun rami dapat
digunakan hingga 30%. Taraf lebih tinggi (50%) juga telah di cobakan oleh De
Toledo et
al (2008). Bahkan penggunaan daun rami
sebagai pakan serat tunggal dalam ransum kelinci dilaporkan tidak menyebabkan
gangguan metabolisme dan pertumbuhan (Ferreira et al., 2007).
Sumber
:
Dhomiri,
A. 2002. Mencoba kain satin dari serat rami. Majalah Teknologi Edisi Februari.
http://www.centraljava.com [17 Juni 2008]
Duarte,
A. A, V.C. Sgarbieri & E. R. B. Juniar. 1997. Composition and nutritive
value of ramie leaf flour for monogastric animals. Reviata PAB : 32 (12).
FAO.
2005. Animal Feed Resources Information System. http://www.fao.org. [1 Mei
2008].
Ferreira,
W.M., A.D.P.N. Herrera, C. Scapinello, D.O. Fontes, L.C. Machado, & S.R.A.
Ferreira. 2007. Apparent digestibility of nutrients of simplified diets based
on forages for growing rabbits. Arg.Bras.Med.Vet.Zootec. 59 (2): 451 – 458.
Li
Tsongdao. 1992. Ramie, a uniqe fiber with great potential. Makalah Seminar
Nasional Penggunaan Lahan yang Tepat untuk Menuju Pembangunan Pertanian
Berwawasan Lingkungan. Padang.
Mendes,
A.A., S.R.C. Funari, J.R.V. Nunes & A. Spers. 1980. Increasing levels of ramie
hay in ration for rabbits in development. Rev. Latinoam. Cunicult., 1 : 27-35.
Peterson, J.S. 2002. Plant profile for Boehmeria
nivea. http://plants.usda.gov. [19 Juni 2009].
Sudibyo, N., S. Mulyaningsih & B. Santoso. 2005. Pengaruh
Proporsi Limbah Daun Rami Dalam Konsentrat Pakan Lengkap Terhadap Pertumbuhan
Kambing. Prosiding Lokakarya Model Pengembangan Agribisnis Rami. P: 72-79.
Garut. http://www.unsjournals.com [ 2 Juli 2009]
Tuti,
M. 2009. Pemanfaatan Limbah Pertanian Sebagai Pakan untuk Menunjang Agribisnis Kelinci. Lokakarya Nasional Potensi dan
Peluang Pengembangan Usaha Kelinci. Balai
Penelitian Ternak. Bogor.
Labels:
Pakan Alternative
Thanks for reading Pemanfaatan Daun Rami sebagai Pakan Ternak . Please share...!
0 Comment for "Pemanfaatan Daun Rami sebagai Pakan Ternak "