Usaha ternak
itik dapat menjadi pilihan dalam melakukan usaha ternak. Berdasarkan
beberapa penelitian yang telah dilakukan, terdapat indikasi bahwa usaha
ternak itik dapat menunjang kebutuhan hidup rumah tangga peternak, memiliki
potensi untuk dikembangkan, dapat menjadi sumber pandapatan bagi peternak,
dapat menyerap tenaga kerja, dan dapat menjadi program untuk pengentasan
kemiskinan.
Menurut Fatimah
(2004) ternak itik memiliki peranan sangat besar dalam pemenuhan kebutuhan
hidup rumah tangga peternak di Kabupaten Mojokerto baik untuk makanan dan bukan
makanan. Dengan kata lain peranan ternak itik sangat penting dalam rumah tangga
peternak sehingga dapat memperbaiki kondisi sosial ekonomi rumahtangga mereka.
Marzuki (2005) melakukan penelitian mengenai program pengentasan kemiskinan
dengan usaha peternakan itik di Kabupaten Magelang. Hasil penelitian menunjukan
bahwa bantuan usaha peternakan itik untuk petani peternak sangat cocok dalam
upaya pengentasan kemiskinan. Pelaksanaan paket bantuan peternakan itik sangat
baik dan efektif karena dapat menaikkan pendapatan petani peternak yang
mendapatkan bantuan rata-rata mencapai Rp 59.881,35 per bulan.
Rohaeni dan Rina
(2005) melakukan penelitian mengenai peluang dan potensi usaha ternak itik di
lahan lebak. Ternak itik memberikan kontribusi pendapatan sebesar 20,65 persen
dari pendapatan total keluarga dengan tenaga kerja yang dicurahkan sebesar
11,35 persen dari total curahan tenaga kerja keluarga dalam setahun. Peluang
pengembangan itik cukup besar, hal ini disebabkan tersedianya bibit dalam
jumlah besar dan mutu yang relatif baik, relatif mudahnya akses pemasaran,
keterampilan petani yang memadai, sosial budaya yang menunjang dan adanya
dukungan baik dari pihak swasta atau pemerintah.
Sulardi dan
Sunarsih (2010) melakukan penelitian mengenai motivasi dan pendapatan peternak
pada usaha ternak itik di Kecamatan Banyu Biru Kabupaten Semarang. Hasil
penelitian yakni pendapatan rata-rata peternak pada skala antara 40 -100 ekor
sebesar Rp 1.457.000,00 per bulan; skala 101-200 ekor sebesar Rp 2.987 310,00
per bulan; dan skala antara 201-1.700 ekor sebesar Rp 6.431.073, per bulan.
Pendapatan dari usaha ternak itik lebih tinggi dibandingkan UMR Kabupaten
Semarang sebesar Rp 838.000,00. Suryana 2007 melakukan penelitian mengenai
prospek dan peluang pengembangan itik alabio di Kalimantan Selatan. Hasil
penelitian menyatakan bahwa usaha tani itik alabio telah dilakukan sejak lama
di Kalimantan Selatan dan merupakan usaha pokok masyarakat terutama di
Kabupaten Hulu Sungai Utara. Beternak itik ini dapat memberikan kontribusi yang
memadai terhadap pendapatan keluarga. Pengembangan itik Alabio cukup prospektif
karena ditunjang oleh ketersediaan bibit dan pasar, keterampilan peternak yang
memadai, sosial-budaya menerima, dan dukungan pemerintah daerah.
Labels:
Itik,
Sosial Ekonomi Peternakan
Thanks for reading Pendapatan Usaha Ternak Itik . Please share...!
0 Comment for "Pendapatan Usaha Ternak Itik "