Bulu domba memiliki kemampuan insulasi yang tinggi,
sehingga domba dapat menerima lingkungan panas dan dingin. Rambut atau bulu
hewan yang merupakan insulator sedikit menghambat pendinginan kulit. Menurut
Williamson dan Payne (1993), bulu domba hendaknya dicukur setahun sekali dan
paling baik dilakukan pada saat domba mengalami stres paling sedikit. Warna dan
ketebalan bulu merupakan mekanisme yang terjadi dalam adaptasi terhadap keadaan
iklim. Bulu yang halus dan pendek akan menyebabkan ternak lebih toleran
terhadap cuaca yang panas. Bulu pendek, warna terang dan tekstur yang halus
akan meminimalkan penyerapan panas oleh tubuh ternak. Menurut Hafez (1969)
mencukur bulu domba dapat menurunkan insulasi bulu dan meningkatkan pelepasan
panas oleh angin dan meningkatkan kualitas semen pejantan pada musim panas.
Konveksi bebas adalah kejadian dimana temperatur udara
meningkat yang mengakibatkan kepadatannya menurun dan udara bergerak ke atas
meninggalkan tubuh ternak. Dihambatnya pergerakan udara oleh bulu dapat
menurunkan laju transfer panas secara konvektif. Hewan yang telah beradaptasi
dengan lingkungan panas memiliki ketebalan penutup tubuh (bulu) yang dangkal.
Adanya angin atau pergerakan hewan dapat meningkatkan pelepasan panas secara
konvektif, hal demikian disebut forced convection. Pencukuran bulu biasa
dilakukan oleh peternak rakyat untuk menjaga kebersihan dan kesehatan ternak.
Peternak di Jawa Barat biasa melakukan pencukuran setiap 4-5 bulan sekali.
Menurut Tomazweska et al. (1993) pencukuran
bulu domba yang dipelihara dalam kandang tertutup tidak mempengaruhi
pertambahan bobot badan, konsumsi air atau pakan, suhu rektal, kecepatan
pernafasan atau denyut nadi. Selanjutnya Tomazweska et al., (1993),
menyatakan bahwa pencukuran akan menambah kenyamanan ternak dan penurunan
infasi ektoparasit kalau ternak tersebut di kandangkan. Domba yang tidak pernah
dicukur bulunya akan menjadi sangat kotor dan akan sulit untuk dibersihkan,
kondisi bulu yang seperti ini merupakan tempat yang baik untuk bersarangnya
penyakit, parasit dan jamur yang dapat membahayakan kesehatan ternak. Tujuan
dilakukan pencukuran yaitu untuk menjaga kesehatan dari kuman penyakit,
parasit-parasit luar (ektoparasit) seperti kutu serta penyakit kulit lainnya
yang disebabkan oleh jamur. Selain untuk pencegahan penyakit, pencukuran juga
dilakukan untuk memperindah domba terutama pejantan. Pencukuran yang pertama
dilakukan pada waktu domba telah berumur lebih dari 6 bulan agar domba tidak
stres.
Daftar Pustaka
Hafez,
E. S. E. 1969. Prenatal Growth. In Animal Growth and Nutrition, Hafez, E. S. E.
dan Dyer (Eds). Leo and Feiger-Philadelphia.
Tomazweska,
M. W., I. M. Mastika, A. Djajanegara, S. Gardiner & T. R. Wiradarya.1993.
Produksi Kambing dan Domba di Indonesia. Sebelas Maret University Press,
Surakarta.
Williamson,
M. & W. J. A. Payne. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis. Gajah
Mada University Press, Yogyakarta.
Labels:
Domba
Thanks for reading Pencukuran pada Domba. Please share...!
0 Comment for "Pencukuran pada Domba"