Pemasaran Ikan Gurame
Mahyuddin
(2009) menjelaskan bahwa, pemasaran pada budidaya ikan gurame dapat berupa
hasil kegiatan pembenihan (telur dan larva), benih hasil kegiatan pendederan,
dan gurame konsumsi hasil pembesaran. Pemasaran gurame dapat dilakukan dengan
dua cara. Pertama, penjualan secara langsung yaitu pembudidaya gurame menjual
langsung kepada konsumen atau pedagang pengumpul yang dilakukan di lokasi
kegiatan usaha atau kolam. Para pedagang pengumpul biasanya berkeliling ke
petani ikan dan kolam pemeliharaan gurame sambil menanyakan jadwal panen.
Pedagang biasanya menanyakan persediaan gurame dari ukuran telur, benih, dan
konsumsi. Selanjutnya, beberapa minggu sebelum jadwal panen, pedagang akan
datang kembali. Dengan demikian, setiap tahap segmentasi usaha gurame, selalu
ada pedagang pengumpul yang siap membeli hasil panen mulai dari telur, benih,
sampai gurame konsumsi.
Kedua
adalah dengan menawarkan hasil panen ke pasar. Biasanya di pasar ada pedagang
yang siap membeli hasil panen gurame. Sebaiknya petani menghubungi pedagang
beberapa hari sebelum panen. Pemasaran gurame tidak terbatas pada ukuran
konsumsi saja. Gurame ukuran benih pun dapat dipasarkan ke pasar. Harga benih
biasanya ditentukan oleh ukurannya. Pemasaran benih biasanya ke pedagang benih
eceran atau pedagang benih pengumpul. Namun, biasanya petani gurame sudah
mempunyai pelanggan hasil panennya.
Dalam
bukunya yang berjudul Agribisnis Ikan
Gurami, Mahyuddin menjelaskan bahwa
pemasaran ikan gurame konsumsi di masyarakat dilakukan oleh pedagang pengumpul
langsung datang ke kolam pembesaran sekaligus melakukan penyortiran. Sistem
penjualan langsung di tempat kolam relatif lebih mudah dan menguntungkan bagi
petani ikan atau pembudidaya pemula karena tidak menanggung kematian ikan
selama transportasi dan penyusutan bobot gurame atau perbedaan timbangan.
Gurame yang mati dihargai lebih rendah dibandingkan dengan gurame yang hidup.
Para pedagang pengumpul biasanya menginginkan ikan gurame konsumsi dengan
ukuran tertentu, yaitu ukuran 500-800 gram/ekor. Sistem pembayaran yang
dilakukan oleh pedagang pengumpul kepada pembudidaya biasanya dilakukan secara
bertahap dan tunai. (Mahyuddin, 2009)
Kegiatan usaha budidaya tersebut
saling terkait dan untuk meningkatkan produktivitas ikan gurame perlu adanya
pola intensifikasi seperti pemilihan kegiatan usaha budidaya disesuaikan dengan
kemampuan modal, kondisi geografis lahan, serta sarana dan prasarana yang
dimiliki. Selain itu, kecenderungan permintaan pasar juga harus diperhatikan.
Sumber :
Mahyuddin, K. 2009. Panduan
Lengkap Agribisnis Ikan Gurami. Penebar Swadaya. Jakarta.
0 Comment for "Pemasaran Ikan Gurame"