Informasi Dunia Peternakan, Perikanan, Kehutanan, dan Konservasi

Penentuan Umur Simpan Produk Hasil Ternak

Istilah umur simpan secara umum mengandung pengertian rentang waktu antara saat produk mulai dikemas atau diproduksi sampai dengan mutu produk masih memenuhi syarat untuk dikonsumsi (Hine, 1987). Floros (1993), menyatakan bahwa umur simpan adalah waktu yang diperlukan oleh produk pangan, dalam kondisi penyimpanan, untuk sampai pada suatu level atau tingkatan degradasi mutu tertentu.

Lebih lanjut, Floros (1993) menyatakan umur simpan produk pangan dapat diduga kemudian ditetapkan waktu kadaluwarsanya dengan menggunakan dua konsep studi penyimpanan produk pangan yaitu dengan Extended Storage Studies (ESS) dan Accelerated Shelf Life Testing (ASLT). ESS juga sering disebut sebagai metode konvensional, yaitu penentuan tanggal kadaluwarsa dengan jalan menyimpan suatu produk pada kondisi normal sehari-hari dan dilakukan pengamatan terhadap penurunan mutunya hingga mencapai tingkat mutu kadaluwarsanya. Penentuan umur simpan produk dilakukan dengan mengamati produk selama penyimpanan sampai terjadi perubahan yang tidak dapat lagi diterima oleh konsumen.

Metode ASLT dilakukan dengan memberikan perlakuan terhadap makanan pada lingkungan terkendali dimana satu atau lebih faktor eksternal ditetapkan pada tingkat yang lebih tinggi dari keadaan normal, tingkat kerusakan akan semakin cepat atau terakselerasi, menghasilkan waktu yang lebih singkat hingga produk rusak. Karena efek dari faktor eksternal yang menyebabkan kerusakan dapat diukur, besar akselerasi dapat dihitung dan umur produk sebenarnya di bawah kondisi normal juga dapat dihitung (Robertson, 1993).

Menurut Harte (1987), faktor-faktor yang mempengaruhi umur simpan adalah karakteristik produk yang disimpan, sifat-sifat bahan pengemasnya, dan lingkungan tempat penyimpanan. Sedangkan menurut Syarief dan Halid (1993), suhu merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap perubahan mutu pangan. Dalam menyimpan makanan perlu diperhatikan keadaan suhu ruang penyimpanan. Suhu ruangan yang konstan akan lebih baik dari suhu penyimpanan yang berubah-ubah. Pengaruh suhu pada tingkat reaksi dijelaskan
melalui persamaan Arrhenius (Syarief dan Halid, 1993) :

Sumber :
Floros, J.D dan V. Gnanasekharan. 1993. Shelf Life Prediction of Packaged Foods Chemical, Biological, Physical and Nutrition Aspects. Di dalam Arpah. 2001. Buku dan Monograf Penentuan Kadaluarsa Produk. Program Studi Ilmu Pangan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Harte, B. R dan J. I. Gray. 1987. The Influence of Packaging on Product Quality. Di dalam Robertson, G. L. 1993. Food Packaging:Principles and Practise. Marcel Dekker, Inc., USA.
Hine, D. J. 1987. Shelf Life Evaluation. Di dalam Modern Processing Packaging and Distribution System for Food. Blackie, London.
Robertson, G. L. 1993. Food Packaging : Principles and Practise. Marcel Dekker, Inc., USA.
Syarief, Rizal dan Hariyadi Halid. 1993. Teknologi Penyimpanan Pangan. Penerbit Arcan, Jakarta.



Labels: Teknologi Hasil Ternak

Thanks for reading Penentuan Umur Simpan Produk Hasil Ternak . Please share...!

0 Comment for "Penentuan Umur Simpan Produk Hasil Ternak "

Back To Top