Informasi Dunia Peternakan, Perikanan, Kehutanan, dan Konservasi

Habitat dan Prilaku Badak Sumatera

Habitat badak Sumatera adalah di hutan sedangkan badak Afrika dan badak India menyukai hidup di savana. Badak Afrika dan badak India mampu hidup hingga di hutan-hutan pegunungan, walau lebih sering dijumpai di dekat daerah berair (Vaughan 1978). Badak Sumatera hidup secara soliter (Durrel 1984), kecuali pada saat induk badak mengasuh anaknya serta pada saat musim kawin, badak jantan akan mendatangi badak betina (Van Strien 1974).

Badak termasuk hewan nokturnal yaitu aktivitasnya dilakukan pada sore, malam, dan pagi hari. Menurut Siswandi (2005), ada empat aktivitas utama badak Sumatera yaitu berkubang, makan, berjalan, dan tidur. Berkubang di lumpur merupakan aktivitas umum semua badak. Aktivitas berkubang pada umumnya dilakukan satu sampai dua kali sehari, dengan letak kubangan di daerah yang relatif sejuk dan tersembunyi. Aktivitas berkubang merupakan aktivitas penting pada badak Sumatera (Van Strien 1974). Aktivitas ini berguna untuk menjaga kelembaban kulit sehingga kulit tidak pecah-pecah dan terlindungi dari peradangan serta gigitan serangga hutan (Foead 2005). Menurut Van Strien (1985), dalam membuat kubangan, badak biasanya berguling-guling serta menggunakan badan dan kakinya untuk memperluas kubangan. Kubangan biasanya dibuat di tempat yang berdrainase buruk dan tanahnya sering basah untuk beberapa waktu, serta jauh dari gangguan.

Seekor badak Sumatera akan berpindah dan membuat kubangan baru dalam waktu tertentu, karena beberapa faktor antara lain: badak mempunyai kebiasaan membuang urin sambil berkubang, ada gangguan pada badak yang sedang berkubang, kondisi kubangan sudah tidak cocok seperti air berkurang atau tercemar (Ramadhani 2002). Aktivitas lain yang dilakukan badak adalah menggosokkan bagian kepala atau wajah ke pohon dan biasanya dilakukan berulang. Aktivitas ini biasanya dilakukan saat makan di hutan, jalan dan ketika bangun dari berkubang. Aktivitas ini merupakan salah satu cara lain untuk mengusir ektoparasit di tubuhnya (Borner 1979). Badak menyukai beberapa macam makanan meliputi daun, ranting, buah-buahan dan bambu (Durrel 1984). Badak makan dengan cara browsing sambil berjalan melewati lintasan dan membuka jalan di hutan yang merupakan bagian dari perilaku makan di hutan. Badak biasanya makan pada malam, pagi dan sore hari tetapi waktu makan yang benar-benar dilakukan adalah waktu malam dan pagi hari (Van Strien 1985).

Badak mempunyai beberapa cara dalam memperoleh pakannya yaitu badak memangkas tumbuhan pakan terlebih dahulu sampai tingginya sesuai dengan jangkauannya sehingga badak dapat dengan mudah untuk memakannya. Untuk jenis tumbuhan merambat, badak menarik tumbuhan tersebut dengan bantuan gigi atau melilitkan pada leher dan culanya (Van Strien 1974). Badak akan merobohkan tumbuhan tersebut terlebih dahulu, apabila tumbuhan yang disukainya berupa pohon tinggi sebelum bagian yang disukainya berada dalam jangkauan.

Badak akan menubrukkan badannya ke batang hingga pohon patah lalu memakan bagian yang disukainya dan badak juga sering membengkokkan pohon-pohon kecil dengan kaki depan ditunjangkan pada pohon sambil berdiri lalu mulutnya menjangkau daun-daun dan dahan muda (Van Strien 1974). Salt licking atau mengasin adalah aktivitas menjilat objek yang dilakukan untuk mendapatkan mineral. Mineral diperoleh dengan menjilat-jilat tanah yang diduga mengandung mineral yang dibutuhkan oleh badak. Tambahan mineral seperti Sodium (Na), Potassium (K) dan mineral lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh badak untuk keseimbangan ion di dalam tubuhnya (Van Strien 1974). Perilaku mengasin (salt licking) merupakan salah satu aktivitas yang tidak sering dilakukan oleh badak.

Menurut Siswandi (2005), badak melakukan aktivitas ini paling banyak sekitar 10 kali perhari dengan durasi selama sekitar 30 menit atau bahkan badak tidak melakukan aktivitas ini sama sekali seharian. Sama halnya dengan satwa liar lainnya, badak Sumatera juga mempunyai tanda batas wilayah kekuasaanya (teritorial). Untuk memberi tanda batas wilayah kekuasaan tersebut, badak Sumatera mencakar-cakar kotoran dengan kaki belakang setelah defekasi dan kepala menyibak-nyibak ke semak belukar dan culanya memilin pohon-pohon kecil, serta saat urinasi badak menyemprotkan urin sepanjang perjalanan (Siswandi 2005). Dalam panca indera, badak Sumatera mempunyai keterbatasan dalam penglihatan tetapi penciuman dan pendengaran sangat baik (Van Strien 1974). Untuk pertahanan tubuhnya, badak Sumatera sering membenturkan kepala dan menubrukkan tubuhnya ke pengganggu. Kepala mengarah dorsoanterior sejajar dengan pengganggu kemudian badak langsung membenturkan kepala ke arah pengganggu (Kurniawanto 2007).


Sumber Artikel (Klik Disini)
Labels: Badak Sumatera

Thanks for reading Habitat dan Prilaku Badak Sumatera . Please share...!

0 Comment for "Habitat dan Prilaku Badak Sumatera "

Back To Top