Informasi Dunia Peternakan, Perikanan, Kehutanan, dan Konservasi

Peranan Lalat dalam Kesehatan Unggas

Peranan lalat adalah sebagai vektor penyakit yang dapat menyerang manusia maupun hewan. Perkembangbiakan yang cepat serta kondisi lingkungan yang sesuai akan menyebabkan tingginya jumlah lalat pada peternakan ayam. Akibatnya, dapat timbul serangkaian penyakit yang secara tidak langsung ditularkan oleh lalat sebagai pembawa penyakit. Penyakit parasiter merupakan gangguan yang sering dihadapi peternak ayam akibat dari tingginya jumlah lalat pada peternakan ayam. Penyakit ini dapat menyebabkan penurunan produksi telur. Selain itu, penyakit parasiter bersifat zoonosis yang akan menyebabkan kerugian secara fisik atau mengganggu kesehatan pekerja di peternakan ayam petelur (Suwandi 2001).

Axtell dan Arends (1990) mengemukakan bahwa jumlah lalat yang berlebihan pada peternakan ayam harus dihindari karena lalat dapat menggangu pekerja di peternakan, menimbulkan ledakan populasi yang dapat menyebar ke permukiman, dan menyebabkan buruknya tingkat kesehatan masyarakat. Selain itu, kegiatan defekasi dan regurgitasi lalat menyebabkan bercak-bercak pada peralatan dan lampu kandang yang mengakibatkan rendahnya intensitas pencahayaan. Lalat secara potensial menyebabkan transmisi agen patogen pada telur yang baru saja diletakkan.

Lalat rumah atau M. domestica selain berperan sebagai pengganggu juga sebagai vektor mekanik lebih dari 100 agen patogen penyebab penyakit. Studi oleh Vazirianzadeh et al. (2008) menyatakan bahwa dapat diisolasi bakteri

Eschericia coli, Staphylococcus aureus, dan Pseudomonas spp. dari lalat rumah di daerah Ahvaz, Iran. Szalanski et al. (2004) menyatakan bahwa terdapat bakteri Eschericia coli yang menyebabkan kolitis hemoragika, serta bakteri Campylobacter sp. yang merupakan agen kausatif dari enteritis dari lalat rumah di Amerika Serikat. Lalat rumah juga menjadi vektor penyakit viral viscerotropic Newcastle Disease (Barin et al. 2010), marek, infectious bursal disease, dan avian influenza (Wanaratana et al. 2011). Selain itu, lalat juga menjadi vektor agen penyakit viral pada unggas yang dapat menyebabkan penurunan produksi telur, seperti penyakit infectious bronchitis dan egg drop syndrome.

Unggas rentan menderita penyakit akibat protozoa yang dapat dibawa oleh lalat rumah, antara lain Toxoplasma gondii, Isospora spp., Giardia spp., Entamoeba coli, E. hystolitica, Endolimax nana, dan Pentatrichomonas hominis. Penyakit yang disebabkan oleh protozoa secara klinis menimbulkan penyakit pencernaan yang ditandai dengan muntah, diare berdarah, penurunan berat badan, penurunan produksi telur, dan kematian (Ahmed 2011). Salmonelosis adalah penyakit pada unggas yang dapat menyebabkan kerusakan telur dan bersifat zoonosis jika telur yang terinfeksi termakan oleh manusia. Bakteri penyebab salmonelosis paling banyak ditemukan pada lalat rumah. Bakteri Salmonella enteritidis dapat dideteksi dalam saluran pencernaan lalat dan bagian luar tubuh lalat dan dapat bertahan selama 5 hari pada tubuh lalat (Durham 2008; Wales et al. 2008). Lalat rumah amat potensial menjadi vektor penularan salmonelosis. Induk ayam yang terpapar akan menghasilkan telur yang tidak sehat (Durham 2008; Vazirianzadeh et al. 2008).

Lalat Ophyra sp. tidak menggigit unggas, namun dengan tingginya keragaman jenis makanan yang dimakannya, lalat ini secara mekanis menjadi pembawa agen infeksius penyebab demam tifoid, disentri, dan keracunan makanan pada manusia di permukiman sekitar peternakan ayam. Lalat kandang atau Stomoxys calcitrans menyebabkan stres pada unggas akibat gigitannya. Pembusukan bangkai dan penumpukan manur ayam menjadi lokasi perkembangbiakan yang baik bagi lalat tersebut (Ahmed 2011).

Lalat Chrysomya dilaporkan membawa telur cacing Ascaris lumbricoides, dan Trichuris trichiura pada bagian luar tubuhnya dan pada lambung (Hadi dan Koesharto 2006). Selain itu, lalat diketahui menjadi inang antara cacing sestoda, yaitu Raillietina tetragona, R. cesticillus, Hymenolepis carioca, dan Choanotaenia infundibulum yang mudah menginfeksi ayam petelur (Retnani 2010). Graczyk et al. (1999) dalam studinya menyampaikan bahwa dalam saluran pencernaan lalat Calliphoridae dapat ditemukan ookista Cryptosporidium parvum penyebab koksidiosis pada unggas. Penyebab koksidiosis lain yang dibawa oleh lalat dan dapat menyerang unggas adalah Eimeria sp. Lalat dapat menularkan agen tersebut melalui deposisi oosit pada pakan ternak (Fetene et al. 2009). Ahmed (2011) dalam studinya menyatakan bahwa lalat Chrysomya berperan amat penting dalam penyebaran E. coli penyebab diare pada berbagai spesies hewan.








Daftar Pustaka

Ahmed AB. 2011. Insect vectors of pathogens in selected undisposed refuse dumps in Kaduna Town, Northern Nigeria. Sci Wrld J. 6(4):21-26.

Axtell RC, Arends JJ. 1990. Ecology and management of arthropod pests of poultry. Annu Rev Entomol. 35:101-126.

Barin A, Arabkhazaeli F, Rahbari S, Madani A. 2010. The housefly, Musca domestica, as a mechanical vector of Newcastle disease virus in the laboratory and field. Med Vet Entomol. 24:88-90.

Durham S. 2008. Role of house flies in spreading Salmonella in poultry [ulasan]. Agricultural Research. 3:22.

Fetene T, Worku N, Huruy K, Kebede N. 2005. Cryptosporidium recovered from Musca  domestica,  Musca  sorbens  and  mango  juice  accessed  by synantrophic flies in Bahirdar, Ethiopia. Zoon Publ Hlth 58 (2011):65-79

Graczyk TK, Fayer R, Cranfield MR, Ruwende BM, Knight R, Trout JM, Bixler H. 1999. Filth flies as transport hosts of Cryptosporidium parvum. Emerg Infect dis. 5(5):726-727.

Hadi UK, Koesharto FX. 2006. Lalat. Dalam: Hama Permukiman Indonesia: Pengenalan, Biologi, dan Pengendalian. Sigit SH, editor. Hadi UK, editor. Bogor

Retnani EB. 2010. Sestodosis dan serangga yang berpotensi sebagai inang antara pada ayam ras petelur komersial di daerah Bogor. Bogor Institut Pertanian Bogor.

Suwandi. 2001. Mengenal berbagai penyakit parasitik pada ternak. Temu Teknis Fungsional Non Peneliti; 2001; Bogor, Indonesia. Bogor (ID): Balai Penelitian Ternak. hlm 116-125.

Szalanski AL, Owens CB, McKay T, Steelman CD. 2004. Detection of Campylobacter and Eschericia coli O157:H7 from filth flies by polymerase chain reaction. Med Vet Entomol. 18:241-246.

Vazirianzadeh B, Solary SS, Rahdar M, Hajhossien R, Mehdinejad M. 2008. Identification of bacteria which possible transmitted by Musca domestica (Diptera: Muscidae) in the region of Ahvaz, SW Iran. Jundishapur Microbiol. 1(1):28-31.

Wales AD, Carrique-Mas JJ, Rankin M, Bell B, Thind BB, Davies RH. 2008. Review of the carriage of zoonotic bacteria by arthropods, with special reference to Salmonella in mites, flies, and litter beetles. Zoon Pub Hlth.57(2010):299-314.

Wanaratana S, Panyim S, Pakpinyo S. 2011. The potential of house flies to act as a vector of avian influenza subtype H5N1 under experimental conditions. Med Vet Entomol. 25:58-63.






Labels: Biosecurity, Kesehatan Ternak, Lalat

Thanks for reading Peranan Lalat dalam Kesehatan Unggas. Please share...!

0 Comment for "Peranan Lalat dalam Kesehatan Unggas"

Back To Top