Rumput gajah berasal dari Afrika
tropika, kemudian menyebar dan diperkenalkan ke daerah – daerah tropika di
dunia, dan tumbuh alami diseluruh Asia Tenggara yang bercurah hujan melebihi
1.000 mm dan tidak ada musim panas yang panjang. Dikembangkan terus menerus
dengan berbagai silangan sehingga menghasilkan banyak kultivar, terutama di
Amerika, Philippine dan India. Di Indonesia sendiri, Rumput gajah merupakan
pakan hijauan utama bagi ternak. Penanaman dan introduksinya dianjurkan oleh
banyak pihak (Herdiyansyah, 2005).
Rumput gajah memiliki beberapa kelebihan
dibanding dengan rumput lain yaitu: memiliki produktifitas yang tinggi yakni mencapai 200 - 250 ton/ hektar / tahun, merupakan jenis
rumput berumur panjang, tahan terhadap
musim panas yang cukup tinggi dan dapat tumbuh dalam keadaan yang tidak terlalu dingin. Sedangkan kekurangan dari rumput gajah diantaranya
tidak tahan hidup di daerah hujan yang terus menerus, dan rumput
gajah juga tidak menyukai tanah yang kurang baik drainasenya karena
perakarannya dalam (Rismunandar 1989).
Rumput gajah memiliki batang dan daun paling raksasa (karena itulah dia
disebut Elephant Grass), daunnya berbulu kasar dan akan terasa perih
bila memanen rumput ini tanpa menggunakan baju tangan panjang. Batangnya keras, produktivitas tinggi. Pada daun muda, pangkal daunnya memiliki bercak bercak berwarna hijau
muda. Rumput ini secara umum merupakan tanaman tahunan yang berdiri tegak,
berakar dalam, dan tinggi dengan rimpang yang pendek. Tinggi batang dapat
mencapai 2-4 meter bahkan mencapai 6-7 meter, dengan diameter batang dapat
mencapai lebih dari 3 cm dan terdiri sampai 20 ruas / buku. Tumbuh berbentuk
rumpun dengan lebar rumpun hingga 1 meter. Pelepah daun gundul hingga berbulu
pendek,
helai daun bergaris dengan dasar yang lebar, ujungnya
runcing
(Syarifuddin, 2006).
Keunggulan rumput gajah antara lain
mampu beradaptasi diberbagai macam tanah, merupakan tumbuhan parenial,
produksinya tinggi, nilai gizinya tinggi dan tingkat pertumbuhannya tinggi.
Produksi hijauan di kebun rumput baik itu rumput gajah ataupun rumput raja bila melebihi atau
melewati umur potong akan mengurangi kualitas hijauan tersebut, untuk
mengoptimalkan produksi dan menjaga kualitas, pemotongan dilakukan harus tepat
waktu. Kandungan nutrient rumput gajah terdiri atas: bahan kering (BK) 19,9%;
protein kasar (PK) 10,2%; lemak kasar (LK) 1,6%; serat kasar (SK) 34,2%; abu
11,7%; dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) 42,3% (Rukmana, 2005).
Daftar Pustaka
Herdiyansyah, D. 2005. Rumput
Gajah. http: hear. Org /pier/spescies/pennisetum purpureum. Html. Diakses tanggal 10 Oktober
2012
Rismunandar.
1989. Mendayagunakan Tanaman Rumput. Sinar Baru, Bandung.
Rukmana,
R. 2005. Budi Daya Rumput Unggul.
Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Syarifuddin,
NA. 2006. Nilai Gizi Rumput Gajah Sebelum dan Setelah
Enzilase Pada Berbagai
Umur Pemotongan.
Produksi Ternak, Fakultas Pertanian UNLAM, Lampung.
Labels:
Bahan Pakan,
Hijauan,
Kambing,
Rumput
Thanks for reading Rumput Gajah (Pennsitum purpureum) untuk Ternak Kambing. Please share...!
0 Comment for "Rumput Gajah (Pennsitum purpureum) untuk Ternak Kambing"