Informasi Dunia Peternakan, Perikanan, Kehutanan, dan Konservasi

Ternak Kelinci

Kelinci mula-mula dijinakan di Afrika dan pertama kali dimanfaatkan sebagai di Asia 300 tahun yang lalu (Blakely dan Bade, 1991). Kelinci merupakan dari kelinci liar Eropa yang berada disekitar laut Mediterania dan dibawa Inggris sekitar awal abad 12 (NRC, 1977).

Kelinci  mempunyai  ukuran,  kegunaan,  warna  dan  panjang  yang berbeda-Berat kelinci saat dewasa bervariasi mulai dari 1,5 kg sampai 7 kg (Blakely Bade,  1991). Bangsa  kelinci  yang  dijadikan  sebagai  pengahasil  daging diantaranya Californian, Flemish giant, Satin dan New Zealand, sedangkan bangsa yang dipelihara untuk menghasilkan kulit dan bulu yaitu bangsa Rex dan (Blakely dan Bade, 1991).

Selain itu, kelinci juga dimanfaatkan sebagai laboratorium yang biasanya digunakan adalah New Zealand White karena produksinya yang tinggi, tidak dibutuhkan banyak biaya dalam pemeliharaan, hidup yang pendek, memiliki daya tahan yang lebih kuat terhadap penyakit, beradapatasi dengan lingkungan yang baru dan tidak memerlukan tempat luas (Farrel dan Raharjo, 1984).

Kelinci New Zealand White sering digunakan untuk keperluan praktek dan laboratorium. Sumber : https://perkelincian.files.wordpress.com
Kelinci  mempunyai  potensi  sebagai  penghasil  daging  yang  baik  karena sangat cepat berkembangbiak, seekor induk misalnya dapat beranak 4 kali setahun dengan sekali beranak dapat menghasilkan anak sebanyak 4-8 ekor kelinci (Hendra, 2010). Selain karena tingkat reproduksi yang tinggi, kelinci dapat menggunakan protein nabati secara efisien, makanan relatif tidak bersaing manusia, dapat dipelihara dalam skala kecil dengan menggunakan lahan yang luas dan kandungan nutrisi pada dagingnya cukup tinggi (Cheeke, 1987).

Menurut Chan et al. (1995) daging kelinci merupakan daging yang sehat memiliki kandungan protein (21,9%) lebih tinggi daripada daging ayam dan  domba  (20,2%)  sedangkan  lemak  kelinci  hanya  5,5%  lebih  rendah dibandingkan sapi (8,3%). Selain itu, daging kelinci memiliki kandungan kolesterol dan  natrium  (0,067%)  lebih  rendah  dibandingkan  daging  ayam  yang kolesterol (0,105%) dan natrium (0,09%).  Kelinci juga merupakan suatu usaha yang sangat menjanjikan. Harga daging kelinci bobot hidup saat ini antara  Rp  11.000  -  Rp  15.000/kg,  karkas  Rp  24.000  -  Rp  25.000/kg untuk daging kelinci berkisar Rp 42.500-Rp 45.000/kg (Widodo, 2009).




Daftar Pustaka

Blakely, J. dan D. H. Bade. 1991. Ilmu Peternakan. Ed. Ke-4. Gajdah Mada University Press. Yogyakarta.

Chan, W., J. Brown, S. M. Lee and D. H. Buss. 1995. Meat and Poultry. The Royal Society of Chemistry, London.

Cheeke, P. R. 1987. Rabbit Feeding and Nutrition. Academic Press, INC. Florida.

Farrel, D. J. and Y. C. Raharjo. 1984. The Potential for Meat Production from Rabbit. Central Research Institute for Animal Science. Bogor.

Hendra, S. B. B. 2009. Perbedaan performans anak kelinci lokal periode pra-sapih yang induknya diberi pakan komplit mengandung bungkil inti sawit dan bungkil kelapa. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

National Research Councill (NRC). 1977. Nutrient Requirements of Rabbits. National Academy of Sciences. Washington D. C.

Widodo. 2009. Harga Daging Kelinci. http : //www. suaramerdeka.com/harian /0612/15/ked 16. [1 Desember 2009].



Labels: Kelinci, Seri Budidaya

Thanks for reading Ternak Kelinci. Please share...!

0 Comment for "Ternak Kelinci"

Back To Top