Informasi Dunia Peternakan, Perikanan, Kehutanan, dan Konservasi

Gambaran Umum Kambing Marica, Kambing Lokal Indonesia

Kambing merupakan ternak jenis ruminansia kecil. Kambing pertama kali dijinakkan pada zaman Neolitikum, di daerah Asia bagian Barat. Kambing memiliki kekerabatan yang sangat dekat dengan domba namun berbeda sifat biologisnya. Beberapa perbedaan besar antara spesies kambing dan domba, yaitu domba memiliki stockier bodies yang lebih besar daripada kambing. Kambing memiliki ekor yang lebih pendek daripada domba, namun memiliki tanduk yang lebih panjang dan ada yang tumbuh ke atas, ke belakang dan keluar, sedangkan domba melingkar dan berbentuk spiral. Kambing jantan dewasa memiliki janggut mengelurkan bau yang khas yang berasal dari kelenjar “bandot”, namun domba jantan tidak. Tengkorak domba mempunyai tulang air mata dan dekat kotak matanya terdapat kelenjar praeorbital. Kambing tidak memiliki kelenjar scent pada bagian muka dan kakinya, domba memiliki kelenjar tersebut (organ khusus yang menyekresikan substansi aroma (pheromone) untuk menarik betina). Biasanya kambing lebih aktif daripada domba dan memiliki sifat dan kebiasaan suka berkelahi dan menangkis, sehingga dalam hal ini kambing dapat dengan mudah kembali ke alam liar (Devendra dan Burns, 1994).

Kambing Marica yang terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu genotipe kambing asli Indonesia yang menurut laporan FAO sudah termasuk kategori langka dan hampir punah (endargeed). Daerah populasi kambing Marica dijumpai di sekitar Kabupaten Maros, Kabupaten Jeneponto, Kabupaten Sopeng dan daerah Makassar di Propinsi Sulawesi Selatan. Kambing marica punya potensi genetik yang mampu beradaptasi baik di daerah agro-ekosistem lahan kering, dimana curah hujan sepanjang tahun sangat rendah.  Kambing Marica dapat bertahan hidup pada musim kemarau walau hanya memakan rumput-rumput kering di daerah tanah berbatu-batu. Ciri yang paling khas pada kambing ini adalah telinganya tegak dan relatif kecil pendek dibanding telinga kambing kacang. Tanduk pendek dan kecil serta kelihatan lincah dan agresif (Anonim, 2013).

Jumlah populasi kambing ini secara perlahan-lahan mengalami pengurangan dan sudah mulai susah dijumpai. Namun pada daerah topografi tanah perbukitan dan berbatu-batu sekitar pantai, ternak ini nampaknya dapat beradaptasi sangat baik dengan kondisi rumput yang minim dan kering pada musim kemarau ( Batubara dkk, 2007 ).

Tabel. Karakteristik morfologik tubuh kambing Marica
No
Uraian

Kambing Marica
Betina
Jantan
1
Bobot/kg
20,26
22,8
2
Panjang badan/cm
56,4
58,6
3
Tinggi pundak/cm
55,7
57,6
4
Tinggi pinggul/cm
50,6
59,7
5
Lingkar dada/cm
54,4
51,7
6
Lebar dada/cm
15,9
15,6
7
Dalam dada/cm
27,6
23,2
8
Panjang Tanduk/cm
7,4
12,1
9
Panjang telinga/cm
10,3
11,6
10
Lebar telinga/cm
6,1
5,9
11
Type telinga
Tegak
Tegak
12
Panjang ekor/cm
11,6
11,3
13
Lebar ekor/cm
3,9
3,6
( Batubara dkk, 2007 ).

Daftar Pustaka

Anonim, 2013. Tujuh Plasma Nutfah Kambing Lokal Indonesia. http://pustaka.litbang.deptan.go.id/inovasi/kl070405.pdf. Diakses di Makassar 13 Maret 2013.
Batubara, A, B. Tiesnamurti, F.A. Pamungkas, M. Doloksaribu dan E. Sihite. 2007. Koleksi ex-situ dan karaktersiasi Plasma Nutfah Kambing. Laporan akhir RPTP. Loka Penelitian Kambing Potong Sei Putih.

Devendra, C dan M. Burns. 1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis. ITB dan Universitas Udayana, Bandung
Labels: Kambing, Plasma Nutfah

Thanks for reading Gambaran Umum Kambing Marica, Kambing Lokal Indonesia . Please share...!

0 Comment for "Gambaran Umum Kambing Marica, Kambing Lokal Indonesia "

Back To Top