Studi kelayakan atas suatu
proyek harus dilakukan untuk semua aspek yang terkait sehingga penilaian
kelayakan terhadap suatu proyek tidak hanya berdasarkan kelayakan finansial
saja. Untuk melakukan studi kelayakan perlu memperhatikan aspek-aspek yang
secara bersama-sama menentukan bagaimana keuntungan yang diperoleh dari suatu
penanaman investasi tertentu. Haming dan Basalamah (2010), mengklasifikasikan
aspek-aspek tersebut menjadi enam aspek yaitu aspek pasar dan pemasaran, aspek
teknik dan produksi, aspek manajemen dan organisasi, aspek hukum, aspek ekonomi
dan sosial, dan aspek finansial. Menurut Gittinger (1986), aspek pasar, aspek
sosial, aspek ekonomi dan aspek finansial.
Menurut
Husnan dan Suwarsono (2000), aspek-aspek studi kelayakan proyek terdiri aspek
pasar, aspek teknis, keuangan, hukum dan ekonomi negara. Namun tergantung pada
besar dan kecilnya dana yang tertanam dalam investasi tersebut, maka juga
terkadang ditambah dengan studi dampak sosial.
1) Aspek pasar dan
pemasaran
Menurut
Nurmalina et al. (2009), aspek pasar dan pemasaran mencoba mempelajari tentang
:
a) Permintaan, baik secara total
ataupun diperinci menurut daerah, jenis konsumen, perusahaan besar pemakai dan
perlu diperkirakan tentang proyeksi permintaan tersebut.
b) Penawaran, baik yang berasal dari
dalam negeri, maupun juga berasal dari impor. Bagaimana perkembangannya di masa
lalu dan bagaimana perkembanganya di masa yang akan datang.
c) Harga, dilakukan perbandingan
dengan barang-barang impor, produksi dalam negeri lainnya.
d) Program pemasaran, mencakup
strategi pemasaran yang akan dipergunakan bauran pemasaran (marketing mix).
Identifikasi siklus kehidupan produk (product life cycle), pada tahap
apa produk yang akan dibuat.
e) Perkiraan penjualan yang bisa
dicapai perusahaan, market share yang biasa dikuasai perusahaan.
2) Aspek teknis dan
produksi
Analisis secara teknis dan
produksi berhubungan dengan penyediaan input proyek dan output (produksi)
berupa barang dan jasa (Gittinger, 1986). Input dari usaha peternakan ayam
broiler adalah pakan, bibit, obat-obatan, vaksin dan vitamin, tenaga kerja dan
bahan penunjang lainnya. Bagaimana strategi dalam mendapatkan bahan baku di
atas dalam hal kualitas dan kuantitas, dan juga manajemen produksinya agar
penggunaan input-input tersebut menghasilkan output yang berkualitas dengan
tingkat kuantitas maksimal. Output dari usaha ini adalah ayam broiler dan
kotoran ayam, bagaimana peternak dapat menghasilkan produk yang berkualitas
yaitu ayam yang bebas penyakit, bersih dan higienis, segar, dan memiliki bobot
yang sesuai dengan keinginan konsumen. Analisis secara teknis juga dapat
mengidentifikasikan perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam informasi yang
harus dipenuhi baik sebelum perencanaan proyek atau pada tahap awal
pelaksanaan.
3) Aspek manajemen dan
organisasi
Menurut
Nurmalina et al. (2009), aspek manajemen dan organisasi mempelajari tentang
manajemen dan organisasi dalam masa pembangunan bisnis dan manajemen dan
organisasi dalam masa operasi. Manajemen dan organisasi dalam masa pembangunan
bisnis, terkait dengan siapa pelaksana bisnis, bagaimana jadwal penyelesaian
bisnis, dan siapa yang melakukan studi masing-masing aspek kelayakan bisnis.
Manajemen dan organisasi dalam masa operasi, terkait bagaimana bentuk
organisasi atau badan usaha bisnis yang dipilih, bagaimana struktur organisasi,
bagaimana deskripsi masing-masing jabatan, berapa banyak jumlah tenaga kerja
yang digunakan dan menentukan siapa-siapa anggota direksi dan tenaga-tenaga inti.
Kadariah
et al. (1999), menyatakan bahwa keahlian manajemen hanya dapat dievaluasi
secara subjektif, meskipun demikian jika hal ini tidak mendapat perhatian yang
khusus, ada banyak kemungkinan terjadi pengambilan keputusan yang kurang
realistis dalam proyek yang direncanakan.
4) Aspek hukum
Studi aspek hukum harus
mampu menjelaskan berbagai hal yang berkaitan dengan msalah ligitasi,
kesepakatan-kesepakatan; hubungan industrial; perizinan; status perusahaan;
desain mengenai hak dan kewajiban pendiri; pemegang saham, tim manajemen dan
karyawan (Haming, 2010).
5)
Aspek ekonomi dan sosial
Aspek sosial menyangkut dampak sosial, budaya
dan lingkungan yang disebabkan adanya bisnis yang akan dilaksanakan dan
kesesuaian dengan pola sosial budaya dan lingkungan masyarakat setempat.
Gittinger (1986), menyatakan bahwa pertimbangan-pertimbangan sosial harus
difikirkan secara cermat agar dapat menentukan apakah suatu proyek yang
diusulkan tanggap (responsive) terhadap keadaan sosial tersebut. Sebab
tidak ada proyek yang akan bertahan lama bila tidak tanggap terhadap sosial.
Aspek sosial juga dapat berkenaan dengan kontribusi bisnis terhadap manfaat
ekonomi seperti penyerapan tenaga kerja, pemerataan dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
6)
Aspek finansial
Aspek finansial berkenaan dengan
pengaruh-pengaruh finansial bisnis terhadap petani sebagai pelaku dalam bisnis
tersebut. Husnan dan Suwasono (2000), menyebutkan bahwa analisis terhadap aspek
finansial dilakukan untuk melihat apakah proyek tersebut mampu memenuhi
kewajiban finansial ke dalam dan keluar perusahaan serta dapat mendatangkan
keuntungan yang layak bagi perusahaan atau pemiliknya. Aspek finansial
ditentukan berapa jumlah dana modal tetap dan modal awal kerja yang dibutuhkan,
struktur permodalan, sumber pinjaman yang diharapkan dan persyaratan, serta
kemampuan proyek memenuhi kewajiban finansial.
Labels:
Sosial Ekonomi Peternakan
Thanks for reading Aspek-Aspek Analisis Kelayakan Usaha . Please share...!
0 Comment for "Aspek-Aspek Analisis Kelayakan Usaha "