Ransum
adalah pakan yang diberikan kepada ternak tertentu selama 24 jam, dengan waktu
pemberian sekali atau beberapa kali (Parakkasi, 1985). Ransum dikatakan
seimbang bila mengandung zat-zat nutrisi yang mempunyai kualitas dan kuantitas yang
cukup untuk pertumbuhan, produksi, dan kesehatan ternak (Anggorodi, 1995).
Konsumsi ransum dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu besar dan umur ayam,
temperatur lingkungan, periode produksi serta kandungan energi ransum (Wahyu,
1985). Ayam petelur tipe berat akan mengkonsumsi ransum lebih banyak jika
dibandingkan dengan ayam petelur tipe ringan. Hal ini dikarenakan ayam yang
lebih besar membutuhkan energi yang lebih besar untuk mencukupi kebutuhan hidup
pokok dan produksinya (Scott et al., 1982).
Konsumsi
ransum harian dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu kandungan energi ransum
dan temperatur lingkungan. Faktor lain yang mempengaruhi konsumsi ransum adalah
strain ayam, bobot badan, bobot telur, penutupan bulu, derajat cekaman serta
aktivitas ayam (Amrullah, 2003). Isapoultry (2006), menyatakan bahwa
konsumsi ransum ayam petelur strain ISA-brown adalah 118,10 g/ekor/hari.
Menurut North dan Bell (1990), konsumsi ransum ayam petelur tipe medium
berkisar antara 105-116 g/ekor/hari.
Menurut
Scott et al. (1982), energi yang tinggi menyebabkan konsumsi ransum
cenderung menurun. Menurut Mc Donald et al. (2002), konsumsi ransum akan
mengalami penurunan 1–2% untuk setiap kenaikan temperatur 1 oC dalam
kisaran temperatur 10–30 oC. Kisaran temperatur 26-32 oC sudah
melebihi kisaran temperatur ideal untuk ayam petelur, pada kisaran temperatur
tersebut ayam sudah mengalami sedikit penurunan konsumsi ransum masih cukup
untuk efisiensi produksi dan kebutuhan zat makanan. Penurunan konsumsi ransum
yang nyata pada ayam petelur akan mengakibatkan defisiensi zat-zat makanan
seperti asam amino, vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh sehingga
performa yang dihasilkan kurang maksimal. Apabila terjadi penurunan konsumsi
ransum akibat naiknya temperatur lingkungan maka dilakukan upaya peningkatan
kualitas ransum yang diberikan, caranya yaitu dengan suplementasi beberapa asam
amino kritis dan zat makanan lainnya untuk mengatasi defisiensi zat-zat makanan
yang dibutuhkan oleh tubuh (NRC, 1994). Konsumsi ransum dipengaruhi oleh bobot
badan ayam (Bish et al., 1985), Menurut Sterling et al. (2003),
kandungan energi yang tinggi dalam ransum menyebabkan konsumsi ransum rendah.
0 Comment for "Konsumsi Ransum "