Tahap-tahap
Proses Keputusan Pembelian Produk Hasil Ternak
Keputusan konsumen yang dilaksanakan dalam bentuk tindakan
membeli muncul melalui tahapan-tahapan tertentu. Ada lima tahap-tahap proses
proses keputusan pembelian konsumen menurut Kotler (2002), yaitu: pengenalan
kebutuhan. pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan
perilaku setelah pembelian.
A. Pengenalan
Kebutuhan
Awal mula proses pembelian adalah saat pembeli mengenal suatu
kebutuhan yang dipicu oleh suatu rangsangan, baik rangsangan internal maupun
rangsangan eksternal. Penganalisaan kebutuhan ini ditujukan untuk mengetahui
adanya keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi atau terpuaskan. Sehingga
pada hakikatnya tahapan ini bergantung pada berapa banyak ketidaksesuaian
antara keadaan yang dihadapi konsumen sekarang dan keadaan yang dinginkan
konsumen.
B. Pencarian
Informasi
Tahapan ini merupakan tahapan lanjutan setelah konsumen
mengenali
kebutuhannya. Pada tahapan ini konsumen
akan meninjau lingkungannya untuk mendapatkan
data yang sesuai untuk membuat keputusan pembelian. Solomon (2006) menyatakan bahwa pencarian informasi dapat dilakukan konsumen dengan dua cara, yaitu :
1. Pencarian
internal dan pencarian eksternal
Pencarian internal didapat dari pengetahuan yang tersimpan di
dalam ingatan para konsumen atas berbagai produk. Sedangkan pencarian eksternal
didapat dari pengumpulan informasi dimana konsumen mendapatkan informasi yang
mereka butuhkan melalui iklan, teman, atau orang-orang disekitarnya.
2. Pencarian
sengaja dan tidak sengaja (kebetulan)
Pencarian sengaja disebut sebagai pencarian aktif, sedangkan
pencarian tidak
sengaja merupakan cara yang lebih pasif
dalam mendapatkan informasi. Pencarian
sengaja merupakan hasil dari pembelajaran konsumen yang didapat pada waktu sebelumnya dimana konsumen, pada saat itu, telah
melakukan
pencarian informasi yang relevan atas suatu
produk atau telah merasakan beberapa
alternatif produk secara langsung. Sementara pencarian tidak
sengaja merupakan hasil dari stimuli iklan dan kegiatan promosi
penjualan dari suatu produk yang dilakukan secara terus menerus sehingga orang
akan terus mengingat produk tersebut. Dengan orang mengingat suatu produk
tertentu, diharapkan, mereka akan membeli produk tersebut jika suatu hari nanti
mereka membutuhkannya.
C. Evaluasi
Alternatif
Setelah melalui tahap pencarian informasi, maka tahapan
selanjutnya
adalah evaluasi alternatif dimana konsumen
mengevaluasi berbagai alternatif serta membuat
pertimbangan nilai terbaik untuk memenuhi kebutuhan. Kriteria alternatif yang sering digunakan konsumen antara lain harga,
kepercayaan akan
merek, negara asal, dan kriteria yang
bersifat hedonik (Kotler 1997). Menurut
Kotler konsumen melihat setiap produk sebagai satu set atribut dengan kemampuan yang beragam untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Pada
tahap evaluasi alternatif, konsumen
membangun suatu brand
beliefs untuk setiap atribut yang ada pada masing-masing merek. Dari brand belief ini konsumen kemudian
membentuk brand
image atas suatu produk berdasarkan pengalaman konsumen yang telah menggunakan produk tersebut. Umumnya dari brand image itulah konsumen akan mengumpulkan beberapa alternatif produk
untuk
dipertimbangkan dalam proses keputusan
pembelian.
D. Keputusan
Pembelian
Menurut
Solomon (2006) konsumen mempertimbangkan beberapa atribut produk dengan menggunakan aturan yang berbeda, bergantung pada
kompleksitas
dan kepentingan dari keputusan tersebut
bagi mereka. Salah satu cara untuk membedakan
aturan tersebut adalah dengan mengelompokkannya ke dalam :
1.
Non-compensatory decision rules
Konsumen
akan mengeliminasi produk-produk yang tidak sesuai dengan beberapa standar yang ditentukan. Semakin terkenal suatu merek
maka akan
semakin besar kemungkinan konsumen ini
memilih merek tersebut untuk memenuhi
kebutuhannya atas suatu kelompok barang.
2. Compensatory
decision rules
Konsumen
akan lebih melihat suatu produk secara utuh. Ketika kemampuan konsumen dalam
mengolah informasi terbatas, biasanya konsumen ini akan lebih memilih produk
yang memiliki atribut yang bernilai positif lebih banyak. Namun jika konsumen
menghadapi situasi yang lebih rumit, konsumen juga akan mempertimbangkan
kepentingan relatif dari atribut bernilai positif serta bobot kepentingan dari
merek produk.
E. Perilaku Setelah
Pembelian
Tahapan
ini merupakan tahapan yang akan membentuk sikap dan keyakinan konsumen akan produk yang dibeli karena konsumen akan mengevaluasi hasil pembeliannya. Apabila konsumen puas, maka
akan terbentuk
sikap dan kepercayaan yang positif atas pembelian
selanjutnya, dan sebaliknya. Solomon
(2006) menyatakan bahwa kepuasan dari konsumen ini sangat dipengaruhi oleh harapan mereka atas kualitas dari produk yang
mereka gunakan.
Jika produk dapat memenuhi harapan
konsumen, maka pengaruh positif akan diberikan
konsumen terhadap produk tersebut, sebaliknya jika produk gagal memenuhi harapan konsumen maka pengaruh negatif akan diberikan
konsumen
terhadap produk.
Ketika
konsumen memberikan pengaruh negatif terhadap produk atau jasa yang mereka konsumsi, itu artinya mereka tidak puas dengan apa
yang mereka
dapatkan. Ketika hal ini terjadi ada
kemungkinan tindakan yang akan diambil konsumen,
yaitu:
1.
Voice
response: Konsumen dapat meminta ganti rugi keoada
penjual.
2.
Private
response: Menyatakan ketidakpuasan terhadap produk
atau toko
kepada teman dan/atau keluarga.
3.
Third-party
response: Konsumen dapat menuliskan keluhan mereka
di
Koran atau bahkan mengambil tindakan hukum
terhadap penjual.
Labels:
Sosial Ekonomi Peternakan
Thanks for reading Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian Produk Hasil Ternak. Please share...!
0 Comment for "Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian Produk Hasil Ternak"