Domba lokal
merupakan domba asli Indonesia yang mampu beradaptasi dengan baik pada kondisi
iklim tropis dan memiliki sifat seasonal polyestroes sehingga dapat
beranak sepanjang tahun. Karakteristik domba lokal diantaranya bertubuh kecil,
lambat dewasa, berbulu kasar, tidak seragam dan hasil daging relatif sedikit
dengan rata-rata bobot potong 20 kg (Edey, 1983).
Pendapat lain
menyatakan bahwa bobot dewasa mencapai 30-40 kg pada jantan dan betina 20-25 kg
dengan persentase karkas 44-49% (Tiesnamurti, 1992). Sifat lain dari domba
lokal tampak dari warna bulu umumnya putih dengan bercak hitam sekitar mata,
hidung dan bagian lainnya (Edey, 1983; Mulyaningsih, 2006; Davendra dan
McLeroy, 1992). Selain memiliki bentuk tubuh yang ramping, pola warna bulu
sangat beragam dari bercak putih, coklat, hitam atau warna polos putih dan
hitam (Tiesnamurti, 1992).
Ekor pada domba
lokal umumnya pendek (Davendra dan McLeroy, 1992), bentuk tipis dan tidak
menimbulkan adanya timbunan lemak (Mulyaningsih, 2006). Ukuran panjang ekor
rata-rata 19,3 cm, lebar pangkal ekor 5,6 cm dan tebal 2,7 cm (Tiesnamurti,
1992). Domba lokal jantan mempunyai tanduk yang kecil sedangkan betina biasanya
tidak bertanduk (Edey, 1983; Davendra dan McLeroy, 1992).
Pesona Legiun Domba Garut, kebanggan indonesia |
Jenis domba lokal
yang ada di Indonesia menurut Iniguez et al., (1991) terdapat tiga
jenis, yaitu Jawa ekor tipis, Jawa ekor gemuk dan Sumatra ekor tipis.
Berdasarkan Inounu dan Diwyanto (1996) terdapat dua tipe domba yang paling
menonjol di Indonesia, yaitu domba ekor tipis (DET) dan domba ekor gemuk (DEG)
dengan perbedaan galur dari masing-masing tipe. Sedangkan menurut Salamena
(2003), domba terkelompok menjadi domba ekor tipis (Javanese thin tailed),
domba ekor gemuk (Javanese fat tailed) dan domba priangan atau dikenal juga
sebagai domba Garut. Asal-usul domba ini tidak diketahui secara pasti, namun
diduga DET berasal dari India dan DEG berasal dari Asia Barat (Willianson dan
Payne, 1993).
Daftar Pustaka
Davendra, C. & G. B. McLeroy. 1992. Sheep Breeds.
Dalam : C. Davendra dan G. B. McLeroy (Editor). Goat and Sheep Production in
the Tropic. ELBS Longman Group Ltd. London.
Edey, T. N. 1983. Tropical Sheep and Goat Production.
Australian Universities International Development Program (AUIDP). Camberra.
Iniguez, L.. M. Sanhez & S. P. Ginting. 1991.
Productivity of Sumatran Sheep in a system integrated with rubber plantation.
Small Ruminan. Res. 5 : 303-307.
Inounu, I. & K. Dwiyanto. 1996. Pengembangan ternak
domba di Indonesia. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian. XV : 61-68.
Salamena, J. F. 2003. Strategi pemuliaan ternak domba
pedaging di Indonesia. Makalah Pengantar Falsafah Sains. Program Pasca Sarjana,
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Tiesnamurti, B. 1992. Alternatif pemilihan jenis ternak
ruminansia kecil untuk wilayah Indonesia bagian Timur. Potensi ruminansia kecil
Indonesia bagian timur. Prosiding Lokakarya Mataram, Lombok, Nusa Tenggara
Barat. BPT, Bogor.
Tiesnamurti, B. 1992. Alternatif pemilihan jenis ternak
ruminansia kecil untuk wilayah Indonesia bagian Timur. Potensi ruminansia kecil
Indonesia bagian timur. Prosiding Lokakarya Mataram, Lombok, Nusa Tenggara
Barat. BPT, Bogor.
Williamson G. & W. J. A. Payne. 1993. Introduction
to Animal Husbandry in the Tropics. 5 th Ed. Longmans Green and Company, Ltd.
London.
0 Comment for "Domba Lokal Indonesia"