Ransum adalah makanan yang diberikan pada ternak tertentu selama 24
jam, pemberiannya dapat dilakukan sekali atau beberapa kali selama waktu
tersebut. Ransum sempurna adalah kombinasi beberapa bahan makanan yang bila
dikonsumsi secara normal dapat mensuplai zat-zat makanan kepada ternak dalam
perbandingan jumlah, bentuk, sedemikian rupa sehingga fungsi-fungsi fisiologis
dalam tubuh berjalan dengan normal (Parakkasi, 1983).
Konsumsi merupakan faktor esensial yang merupakan dasar untuk hidup
pokok dan produksi. Tingkat konsumsi adalah jumlah makanan yang terkonsumsi
oleh hewan bila bahan makanan tersebut diberikan ad libitum (Parakkasi,
1999). Tillman et al. (1998) menyatakan bahwa ada hubungan antara
kecernaan dan konsumsi pakan. Semakin banyak bahan makanan yang dicerna, maka
akan lebih banyak ruang yang tersedia untuk penambahan makanan. Penambahan
kecernaan sesuai dengan peningkatan absorbsi makanan. Kecernaan pakan
dipengaruhi oleh komposisi pakan, jumlah pakan, penyimpanan pakan, dan hewan.
Menurut NRC (1998), faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi ransum adalah
palatabilitas ransum, temperatur, kelembaban, kesehatan ternak, genetik,
pengolahan pakan, dan ketersediaan air
.
Anggorodi
(1994) menyatakan bahwa konsumsi ransum cenderung meningkat bila kandungan
energi menurun, dan sebaliknya jumlah konsumsi ransum akan berkurang pada
tingkat energi tinggi. Hal ini sesuai menurut Chiba et al. (1991), yang
menyatakan babi pada periode growing sampai finishing dengan bobot 5 badan 15-110
kg disediakan ransum ad libitum setiap harinya. Kandungan energi ransum
secara umum akan mengontrol jumlah konsumsi. Babi akan menyesuikan konsumsi
ransum apakah naik atau turun sesuai dengan tingkat energi ransum. Frank et
al. (1983), menyatakan walaupun konsumsi dipengaruhi tingkat energi dalam
ransum, tetapi keragaman jumlah konsumsi dari hari ke hari juga dapat
dipengaruhi oleh ternak itu sendiri. Menurut Parakkasi (1983), hampir semua
proses kehidupan terutama dalam proses metabolisme membutuhkan energi. Komponen
terbanyak dalam ransum adalah energi. Konsumsi ransum yang sedikit tetapi
mengandung energi tinggi dapat memenuhi kebutuhan energi ternak.
Daftar Pustaka
Anggorodi,
R. 1994. Ilmu Makanan Ternak. P.T. Gramedia, Jakarta.
Chiba, L. I., A. J. Lewis, & E. R. Peo.
1991. Amino acid and energy interrelationships in pigs weighing 20 to 50
kilograms: I. Rate and efficiency of weight gain. J. Anim. Sci. 69:694–707.
Frank,
G. R., F. X. Aherne, & A. H. Jensen. 1983. A study of the relationship
between performance and dietary component digestibilities by swine fed
different levels of dietary fiber. J. Anim. Sci. 57:645–654.
National
Research Council (NRC). 1998. Nutrient Requirements of Swine :10th Revised
Edition. National Academies Press, Wasington D. C.
Parakkasi,
A. 1983. Ilmu Gizi Makanan Ternak Monogastrik. Penerbit Angkasa, Bandung.
Parakkasi,
A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia. Universiras
Indonesia-Press, Jakarta.
Tillman,
A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprojo, S. Prawirokoesoma & S.
Lebdosoekoejo.1998. Ilmu Makan Ternak Dasar. Gajah Mada University Press,
Yogyakarta.
0 Comment for "Konsumsi Ransum Ternak Babi "