Infeksi H5N1 yang menimbulkan gejala dan yang asimtomatis
juga terjadi pada beberapa spesies mammalia. Infeksi yang fatal pernah terjadi
pada harimau, leopard, kucing dan anjing. Harimau dan leopard mengalami
gangguan pernafasan yang parah dan demam tinggi sebelum mati. Kucing dapat
mengalami demam, depresi, dyspnoe, konvulsi, ataksia dan beberapa kasus berakhir dengan
kematian.
Sebelum mati kucing juga dapat menunjukkan kondisi yang
seolah telah pulih dari gejala dalam waktu 24 jam sebelum hewan ini mati.
Kucing yang diinfeksi dengan virus H5N1 secara percobaan akan menunjukkan
gejala demam, lethargy, konjungtivitis, pembengkakan kelopak mata, dyspnoe dan
akhirnya mati.
Secara alami, kucing yang terinfeksi H5N1 akibat kontak dengan
angsa yang sakit tidak menunjukkan gejala klinis. Anjing yang memakan unggas
yang terinfeksi akan mengalami demam tinggi, gangguan nafas (tersengal-sengal),
lesu dan kemudian mati dalam waktu beberapa hari. Namun demikian, beberapa
anjing yang diinfeksi secara percobaan tidak menunjukkan gejala klinis (CFSPH
2008).
Menurut Burgos dan Burgos (2007d), kucing yang diinfeksi
secara percobaan dengan virus H5N1 intratrakheal disamping menunjukkan gejala
sakit juga mampu mengeluarkan dan menyebarkan virus dari dalam tubuhnya melalui
droplet saluran pernafasan dan feses. Anjing ras Beagle peka terhadap
infeksi virus AI H5N1 dan dapat
mengeluarkan dan menyebarkan virus melalui saluran pernafasan tanpa menunjukkan
gejala klinis. Virus menyerang pada reseptor yang berlokasi di saluran
pernafasan bagian bawah, trakhea dan hidung. Terkait dengan hal tersebut maka
kucing dan anjing mempunyai potensi sebagai penular virus AI bagi manusia.
Menurut CFSPH (2008), penularan antar hewan secara terbatas
pernah terjadi pada harimau kebun binatang, sebagaimana terjadi antar kucing
pada infeksi buatan. Secara alami, tidak terjadi penularan antar kucing ketika
kucing tersebut terpapar dengan bebek yang sakit atau dengan babi yang
dilakukan infeksi buatan. Kajian penularan antar anjing belum pernah dilakukan.
Infeksi secara percobaan pada ferret
menimbulkan manifestasi gejala yang
bervariasi mulai dari gangguan pernafasan atas ringan sampai dengan berat dan
mengakibatkan kefatalan. Patogenesitas bervariasi tergantung dari jenis isolat.
Kasus yang berat gejalanya antara lain adalah demam tinggi, kelesuan,
anoreksia, penurunan berat badan dan diare. Pada babi yang diinfeksi secara
percobaan, akan mengalami gejala gangguan pernafasan yang ringan termasuk
batuk, demam dan anoreksia sementara (CFSPH 2008).
Labels:
Kesehatan Ternak
Thanks for reading AI pada Hewan Mammalia. Please share...!
0 Comment for "AI pada Hewan Mammalia"