Daging sapi merupakan produk pangan yang cenderung meningkat
permintaannya seiring dengan perkembangan ekonomi masyarakat. Selain
perkembangan ekonomi, faktor-faktor lain yang juga mendukung peningkatan permintaan
daging sapi adalah pertambahan penduduk, perbaikan tingkat pendidikan serta
perubahan gaya hidup di masyarakat. Perkembanganperkembangan di dalam
masyarakat itulah yang kemudian membawa konsumen daging sapi pada suatu
kebutuhan akan daging sapi ideal (Tambunan 2001).
Setiap konsumen biasanya memperhatikan beberapa atribut yang
dijadikan pegangan untuk memilih produk yang akan mereka beli (Dano 2004). Hal
ini pula yang terjadi ketika konsumen dihadapkan pada pilihan daging sapi segar
yang akan dibeli, baik di pasar
tradisional maupun daging sapi yang dibeli di pasar modern. Setidaknya ada enam
atribut yang paling diperhatikan konsumen dalam membeli daging sapi, yaitu
rasa, harga, kesegaran, keamanan, keempukan, dan tidak berlemak (Curtis 2006).
Berdasarkan kualitas fisik daging sapi, biasanya konsumen
tersebut akan memilih daging sapi yang berwarna merah segar, kenyal dengan
lemak yang sedikit (Tambunan 2001). Selain itu konsumen juga cenderung memilih
daging sapi yang permukaannya mengkilap dan agak basah, serta memiliki tekstur
daging yang halus (Tambunan 2001). Sementara Purba (2006) menambahkan bahwa
kesesuaian harga dengan kualitas daging serta ada atau tidaknya sertifikat
daging merupakan atribut yang juga diperhatikan konsumen dalam melakukan
pembelian daging sapi.
Alasan utama konsumen memilih sifat-sifat fisik di atas sebagai
daging sapi yang ideal menurut mereka, seperti yang dijelaskan Tambunan (2001),
karena mereka yakin bahwa ciri-ciri fisik tersebut menandakan bahwa daging
tersebut masih segar. Hal ini dapat dilihat misalnya dari segi kekenyalan dan
kilap dari daging sapi tersebut. Daging sapi yang sudah tidak kenyal lagi dan
permukaannya sudah suram kemungkinan besar berasal dari daging sapi yang tidak
habis terjual hari sebelumnya. Atribut harga, meskipun termasuk atribut yang
sangat penting bagi konsumen, namun memiliki nilai yang lebih rendah
dibandingkan atribut fisik lain yang juga memiliki tingkat kepentingan atribut
sangat penting (Curtis dkk 2006).
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian konsumen menganggap atribut
harga tidak lebih penting dibandingkan atribut fisik daging sapi (Pahar 2008,
Umberger 2003 dan Maharany 2002) sedangkan sebagian konsumen akan lebih
menyoroti harga dari daging sapi dibandingkan atribut fisiknya (Purba 2006 dan
Dano 2004).
Sumber :
Curtis K, Cowee M, Acosta A, Hu W, Lewis S, Harris
T. 2006. Locally Produced Livestock Processing and Marketing Feasibilities
Assesment. www.ag.unr.edu/uced/reports/technical reports/fy2006_2007/2006_07_13.pdf. [27 Februari 2012].
Dano AH. 2004. Analisis Keputusan Lokasi Pembelian dan
Preferensi Terhadap Atribut Daging Segar (kasus di pasar
swalayan Hero Padjajaran dan pasar
tradisional Citeureup di Bogor) [skripsi].
Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Purba LS. 2006. Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Rumah
Tangga dalam Pembelian Daging Sapi Segar (Studi kasus di Marketplace Matahari -
Ekalokasari Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian
Bogor.
Tambunan FMP. 2001. Preferensi Konsumen Terhadap Kualitas
Fisik Daging Sapi Segar di Pasar Swalayan Hero Padjajaran Bogor dan Pasar Bogor
[skripsi]. Bogor: Fakultas Peternakan,
Institut Pertanian Bogor.
Labels:
Sosial Ekonomi Peternakan
Thanks for reading Alasan Konsumen Ketika Membeli Daging Sapi. Please share...!
0 Comment for "Alasan Konsumen Ketika Membeli Daging Sapi"