Menurut
Hadipernata (2007) bekatul adalah lapisan sebelah dalam dari butiran padi,
termasuk sebagian kecil endosperm berpati. Namun, karena alat penggilingan padi
tidak memisahkan antara dedak dan bekatul maka umumnya dedak dan bekatul
bercampur menjadi satu dan disebut dengan dedak atau bekatul saja. Pemanfaatan
bekatul padi dewasa ini lebih banyak ditujukan sebagai pakan ternak. Dedak dan
bekatul merupakan bahan pakan sumber energi. Dedak merupakan bahan yang
mengandung karbohidrat tinggi. Dedak halus merupakan hasil ikutan penumbukan
padi dengan kandungan protein 9,5%.
Dedak
halus lebih banyak mengandung serat kasar daripada dedak lunteh, karena dedak
halus didapat dari padi yang ditumbuk, sedangkan dedak lunteh dari pengolahan
pabrik (Wahju, 2004) Bekatul merupakan salah satu hasil samping proses
penggilingan padi yang jumlahnya cukup banyak. Pada proses penggilingan beras
pecah kulit diperoleh hasil samping dedak 8-9% dan bekatul sekitar 2-3%. Bekatul
bukan sebagai bahan utama, hanya tambahan setelah jagung. Bekatul memiliki kandungan
serat kasar dan lemak yang tinggi, fitat dalam ikatan fosfor fitat sehingga daya
cerna rendah, mudah tengik, dan menggangu penyerapan kalsium dan penggunaannya
harus dibatasi maksimal 30% (Suprijatna et al., 2008).
Komposisi bekatul pada kadar bahan kering 90% adalah energi metabolis 3090
kkal/kg; lemak 11,0%; serat kasar 4,1%; total fosfor 1,31% dan fosfor yang
tidak terikat fitat 0,14% (NRC, 1994).
Sumber
:
Hadipernata, M. 2007. Mengolah
dedak menjadi minyak (Rice Bran Oil). Dalam Warta Penelitian
dan Pengembangan Pertanian Vol. 29, No. 4, 2007, Bogor. pp 8-10.
Suprijatna, E., Umiyati, A.,
& Ruhyat, K. 2008. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta.
National Research Council. 1994.
Nutrient Requirements of Poultry. 9th resived edition. National Academic
Press, Wasington, DC.
Labels:
Bahan Pakan
Thanks for reading Dedak . Please share...!
0 Comment for "Dedak "