Fermentasi merupakan proses oksidasi anaerobik atau
partial anaerobik dari karbohidrat dan menghasilkan alkohol serta beberapa
asam. Terdapat tiga jenis fermentasi dalam bidang pengawetan makanan, yaitu fermentasi
alkohol, asam laktat, dan asam asetat (Muchtadi, 2008). Mikroorganisme yang
memegang peranan penting dalam fermentasi susu adalah golongan bakteri asam
laktat. Peranan bakteri ini terutama untuk memproduksi asam laktat,
menghasilkan metabolit sekunder yang erat hubungannya dengan flavor khas untuk
produk tertentu (Rahman, 1991).
Bakteri Asam Laktat (BAL) adalah bakteri yang
memfermentasi gula (laktosa) untuk menghasilkan sejumlah besar asam laktat
(Widodo, 2003). Asam laktat tersebut memberikan cita rasa yang segar pada dadih
serta membantu terjadinya penggumpalan protein susu oleh rennet (Daulay, 1991).
Bakteri asam laktat bersifat gram positif, biasanya tunggal, non motil, tidak
membentuk spora dan hampir selalu bersifat katalase negatif. Bakteri ini aktif
pada kisaran suhu 10-32°C, dan hampir semuanya terbunuh pada suhu 62°C selama
30 menit (Newlander dan Atherton, 1982). Berdasarkan jenis asam yang dihasilkan
terdapat dua kelompok BAL, yaitu homofermentatif dan heterofermentatif. Asam
laktat merupakan satu-satunya produk hasil fermentasi pada kelompok BAL
homofermentatif, sedangkan pada kelompok heterofermentatif selain memproduksi
asam laktat juga memproduksi etanol dan asam asetat sebagai produk sampingan
(Fardiaz, 1992).
Metabolisme bakteri asam laktat melibatkan tiga
macam alur metabolik untuk mengubah laktosa menjadi asam laktat, yaitu :
homolactate pathway, phosphoketolase, dan heterolactate pathway (Monnet et al.,
1996). Secara skematis ketiga alur tersebut melibatkan beberapa tahapan meliputi
: (a) transport dan hidrolisis laktosa menjadi monosakarida, (b) konversi
monosakarida menjadi triosa phospat dan berbagai produk intermediet lainnya,
(c) konversi triosa phospat menjadi
piruvat, (d) konversi piruvat menjadi asam laktat dan produk lainnya, (e)
sekresi produk akhir fermentasi, dan (e) pengaturan fermentasi (Widodo, 2003).
Asam laktat mempunyai sifat tidak berbau, berasa
asam dan bercampur sempurna dengan air, titik cairnya rendah serta merupakan
asam lemah. Hidrolisis laktosa ini mampu mereduksi kristalisasi laktosa dan
menghasilkan produk rendah laktosa yang memungkinkan produk dadih ini aman
dikonsumsi bagi penderita ketidaktoleranan laktosa (lactose intolerance)
(Casida, 1968). Mikroorganisme dapat diklasifikasikan sebagai probiotik apabila
non patogen, mempunyai viabilitas tinggi yaitu antara 106 sampai 109 cfu/ml,
menghasilkan substansi antimikrobial, mampu berkompetisi dengan bekteri
patogen, dan tahan terhadap enzim-enzim pencernaan (Suskovic et al., 2001).
Bakteri Lactobacillus casei dan Bifidobacterium longum termasuk ke dalam
mikroorganisme probiotik (Vedamuthu, 2006).
Lactobacillus casei tergolong dalam famili
Lactobacillaceae, bersifat fakultatif heterofermentatif, berbentuk batang
panjang, anaerobik fakultatif dan katalase negatif yaitu memilih keadaan dengan
kadar oksigen yang rendah untuk pertumbuhannya (Jay, 2000), serta memiliki
pertumbuhan yang optimum pada suhu 30°C dan sangat tahan terhadap asam
dibandingkan dengan spesies bakteri lain (Buckle et al., 2007). Pada suhu yang
lebih rendah (10-20°C), semua spesies laktobasili tidak dapat tumbuh.
Lactobacillus casei ini merupakan organisme yang mampu berkembang biak dalam
saluran pencernaan dan mempunyai daya tahan yang kuat terhadap enzim pencernaan
(Wahyudi dan Samsundari, 2008).
Lactobacillus casei mengeluarkan senyawa
peptidoglycan yang mendukung pertahanan alami tubuh inang dan merangsang respon
kekebalan di dalam usus. Lactobacillus casei ini mempunyai pengaruh
meningkatkan sistem kekebalan dengan cara memproduksi senyawa ‘bacteriocins’
yang menghalangi pertumbuhan bakteri patogen di dalam usus halus (Wahyudi dan
Samsundari, 2008). Menurut Robinson dan Tamine (1981), Lactobacillus casei
tidak memproduksi amonia dari arginin namun dapat memfermentasi amigdalin, manitol,
solobiosa, dan salisin. Lactobacillus casei tidak dapat memfermentasi substrat
melobiosa, rafinosa, rhamnosa, gliserol, dan jarang memfermentasi inositol atau
sorbosa. Keunggulan dari Lactobacillus casei sebagai probiotik diantaranya
adalah: (1). Membantu aktifitas Bifidobacteria dan bakteri berguna lainnya;
(2). Menyerap bahan berbahaya dalam sistem pencernaan; (3). Mempunyai efek
antagonistik dengan membunuh bakteri patogen; (4). Mempunyai efek anti tumor
dan (5). Memiliki efek klinis dalam pengobatan berbagai penyakit (Margawani,
1995). Bakteri Bifidobacterium longum termasuk dalam jenis BAL. Bifidobacterium
longum termasuk dalam strain Bifidobacterium. Bifidobacterium merupakan bakteri
gram positif, non motil, tidak berspora, dan katalase negatif. Bifidobacterium
mempunyai berbagai bentuk seperti
pendek, bengkok, tangkai, tangkai seperti batang,
dan batang dibagi dalam dua cabang Y-Shaped. Nama Bifidobacterium diperoleh
berdasarkan keberadaannya dalam bentuk Y-Shaped atau bentuk bifid (Wahyudi dan
Samsundari, 2008).
Bifidobacterium longum merupakan bakteri yang
memfermentasi secara anaerob dan bersifat heterofermentatif. Bifidobacterium
memfermentasi laktosa untuk menghasilkan asam laktat dan asam asetat dengan
rasio 2 : 3, tanpa menghasilkan karbondioksida. Produk metabolit utama dari
bakteri ini adalah asam asetat (Tamime, 2002). Bifidobacterium longum banyak
ditemukan dalam konsentrasi tinggi pada usus besar. Bakteri ini membantu
mencegah kolonisasi bakteri patogen dengan cara menempel pada dinding usus dan
mendesak bakteri tak ramah dan kapang keluar. Bifidobacterium longum
menghasilkan asam laktat, asam asetat sehingga menurunkan pH usus dan
menghalangi bakteri yang tidak diinginkan, meningkatkan penyerapan zat kapur,
mempunyai aktivitas antitumor yang kuat, dan mengurangi timbulnya tumor pada
kolon (Wahyudi dan Samsundari, 2008).
Labels:
Bakteri Asam Laktat,
Fermentasi,
Susu
Thanks for reading Fermentasi Susu oleh Bakteri Asam Laktat (BAL) . Please share...!
0 Comment for "Fermentasi Susu oleh Bakteri Asam Laktat (BAL) "