Ayam broiler adalah ayam muda yang
biasanya dipanen pada umur sekitar 5- 6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil
daging. Sehubungan dengan waktu panen yang relatif singkat, maka jenis ayam
broiler ini harus tumbuh cepat, dada lebar disertai timbunan daging. Hal
tersebut dapat dicapai dengan manajemen pemeliharaan yang baik dan didukung
kualitas ransum yang tinggi.
Faktor yang mempengaruhi
keberhasilan usaha ayam broiler adalah pakan (feed), pembibitan (breeding), dan
tatalaksana (manajemen). Pakan merupakan bagian terpenting dalam suatu usaha
peternakan khususnya peternakan ayam broiler. Pakan merupakan unsur penting
untuk menunjang kesehatan, pertumbuhan dan suplai energi sehingga proses
metabolisme dapat berjalan dengan baik serta tumbuh dan berkembang dengan baik.
Biaya pakan dapat mencapai 70% - 80% dari total biaya produksi sehingga pakan
yang diberikanharus efisien.
Sebagian besar peternak ayam
broiler memberi pakan secara adlibitum dan diberikan tiga kali dalam
sehari yaitu pagi, siang dan soe hari. Suhu lingkungan pada pagi dan sore hari
mendekati suhu nyaman atau themoneutral zone untuk pertumbuhan ayam
sehingga pemberian pakan pada waktu tersebut dapat dimetabolisasidengan optimal
dan akam menghasilkan performa yang optimal. Pemberian pakan pada siang hari
dengan rata-rata suhu lingkungan di daerah tropis yang berada diatas suhu
nyaman, akan berdampak pada penurunan konsumsi pakan dan proses metabolisme
yang kurang optimum sehingga menghasilkan performa yang buruk.
Pakan adalah campuran berbagai
macam bahan organik dan anorganik yang diberikan kepada ternak untuk memenuhi
kebutuhan zat-zat makanan yang diperlukan bagi pertumbuhan, perkembangan, dan
reproduksi (Suprijatna et al., 2005). Pemberian pakan pada periode starter
pada minggu pertama dilakukan secara adlibitum yaitu pemberian pakan
secara terus-menerus. Pemberian pakan ini dilakukan sesering mungkin dengan
jumlah sedikit demi sedikit. Anak ayam pada periode ini masih dalam tahap
belajar dan adaptasi dengan lingkungan sehingga pemberian pakan dalam jumlah
sedikit demi sedikit dimaksudkan agar tidak banyak terbuang dan tidak tercampur
dengan kotoran ayam (Fadilah et al., 2007).
Berbagai tingkat pembatasan
pemberian pakan akan memberi pengaruh yang berbeda terhadap penampilan ayam dan
penghematan pakan (Fuller et al., 1993).
Frekuensi atau waktu pemberian
pakan pada anak ayam biasanya lebih sering sampai 5 kali sehari. Semakin tua
ayam,frekuensi pemberian pakan semakin berkurang sampai dua atau tiga kali
sehari (Suci et al., 2005). Hal yang perlu mendapat perhatian dari segi
waktu pemberian pakan adalah ketepatan waktu setiap harinya. Ketepatan waktu
pemberian pakan perlu dipertahankan, karena pemberian pakan pada waktu yang
tidak tepat setiap hari dapat menurunkan produksi. Pakan juga dapat diberikan
dengan cara terbatas pada waktu tertentu dan disesuaikan dengan kebutuhan ayam,
misalnya pagi dan sore. Waktu pemberian pakan dipilih pada saat yang tepat dan
nyaman sehingga ayam dapat makan dengan baik dan tidak banyak pakan yang
terbuang (Sudaro dan Siriwa, 2007).
Sumber :
Fadillah, R., A. Polana., S. Alam.,
& E. Parwanto. 2007. Sukses Beternak Ayam Broiler. Agromedia Pustaka,
Jakarta.
Fuller, H. L., W.M. Kirland, &
L.W. Chaney. 1993. Methode of delaying seksual maturity of pullets restricted energy
consumption. Poult.Sci. 53:229-236
Suci, D. M., E. Mursyida, T. Setianah,
& R. Mutia. 2005. Program pemberian makanan berdasarkan kebutuhan
protein dan energy pada setiap fase pertumbuhan ayam Poncin. Med. Pet. 28:
70-76.
Sudaro, Y. & A. Siriwa. 2007.
Ransum Ayam dan Itik. Cetakan IX. Penebar Swadaya, Jakarta.
Suprijatna, E. U, Atmomarsono. R, Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar
Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta.
Labels:
Performa
Thanks for reading Frekuensi Pemberian Pakan . Please share...!
0 Comment for "Frekuensi Pemberian Pakan "