Informasi Dunia Peternakan, Perikanan, Kehutanan, dan Konservasi

Pengomposan secara Anaerobik

Dekomposisi secara anaerobik merupakan modifikasi biologis pada struktur kimia dan biologi bahan organik tanpa kehadiran oksigen (hampa udara).

Proses ini merupakan proses yang dingin dan tidak terjadi fluktuasi temperature seperti yang terjadi pada proses pengomposan secara aerobik. Namun, pada prosesanaerobik perlu tambahan panas dari luar sebesar 300 C (Djuarnani dkk, 2005).

Pengomposan anaerobik akan menghasilkan gas metan (CH4), karbondioksida (CO2), dan asam organik yang memiliki bobot molekul rendah seperti asam asetat, asam propionat, asam butirat, asam laktat, dan asam suksinat. Gas metan bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif (biogas). Sisanya berupa lumpur yang mengandung bagian padatan dan cairan. Bagian padatan ini yang disebut kompos. Namun, kadar airnya masih tinggi sehingga sebelum digunakan harus dikeringkan (Simamora dan Salundik, 2006).

Pembuatan kompos pada prinsipnya cukup mudah bisa dilakukan dengan cara membiarkan bahan organik hingga malapuk atau menambahkan activator untuk mempercepat proses pengomposan.

Ciri-ciri kompos yang baik : a. Berwarna coklat; b. Berstruktur remah; c.Berkonsistensi gembur; d. Berbau daun yang lapuk (Sutedjo, 1990).

Kandungan zat hara dalam kompos terdiri darikarbon 8,2%, nitrogen 0,09%, fosfor 0,36%, kalium 0,81%, komponen kompos terdiri dari cairan 41% dan bahan kering 59%. Kadar C/N dalam kompos umumnya 23. C/N merupakan perbandingan karbon dan nitrogen. Pupuk dengan C/N yang tinggi kurang baik diberikan ke tanaman karena proses peruraian selanjutnya akan terjadi di dalam tanah. CO2 yang dihasilkan dari peruraian tersebut akan berpengaruh kurang baik terhadap pertumbuhan tanaman (Prihmantoro, 2003).


Labels: Limbah Pertanian

Thanks for reading Pengomposan secara Anaerobik . Please share...!

0 Comment for "Pengomposan secara Anaerobik "

Back To Top