Informasi Dunia Peternakan, Perikanan, Kehutanan, dan Konservasi

Jenis Kemasan Plastik

Plastik Polietilen
Polietilen adalah polimer dari monomer etilen yang dibuat dengan proses polimerisasi adisi dari gas etilen yang diperoleh dari hasil samping industri minyak dan batubara. Polietilen merupakan film yang lunak, transparan dan fleksibel, mempunyai kekuatan benturan dan kekuatan sobek yang baik. Pemanasan polietilen akan menyebabkan plastik ini menjadi lunak dan cair pada suhu 110oC. Sifat permeabilitasnya yang rendah dan sifat mekaniknya yang baik, maka polietilen dengan ketebalan 0.001 – 0.01 inchi banyak digunakan unttuk mengemas bahan pangan. Plastik polietilen termasuk golongan termoplastik sehingga dapat dibentuk menjadi kantung dengan derajat kerapatan yang baik. Berdasarkan densitasnya, polietilen dibagi menjadi 4, yaitu polietilen densitas rendah (Low Density Polyethylene/LDPE), polietilen densitas sedang (Medium Density Polyethylene/ MDPE), polietilene densitas tinggi (High Density Polyethylene/HDPE), dan Linear-lowdensity polyethylene (LLDPE) yaitu kopolimer etilen dengan sejumlah kecil butana, heksana atau oktana, sehingga mempunyai cabang pada rantai utama dengan interval (jarak) yang teratur. LLDPE lebih kuat daripada LDPE dan sifat heat sealing-nya juga lebih baik (Julianti dan Nurminah, 2006).

Kode Kemasan Plastik

Plastik Polipropilen
Plastik polipropilen (PP) termasuk jenis plastik olefin dan termasuk polimer dari propilen dengan sifat utama ringan dan mudah dibentuk. Sifat plastik PP antara lain ringan, dengan densitas 0,9 g/cm3, kekuatan tarik lebih besar dari PE, pada suhu rendah akan rapuh sehingga tidak dapat digunakan untuk kemasan beku, lebih kaku dari PE dan tidak mudah sobek, permeabilitas uap air rendah, permeabilitas gas sedang, tidak baik untuk makanan yang peka terhadap oksigen, tahan terhadap suhu tinggi hingga 150 oC, titik lebur tinggi, tahan terhadap asam kuat, basa dan minyak pada suhu tinggi, namun bereaksi dengan benzene, siklen, toluene, terpentin, dan asam nitrat kuat (Syarief et al., 1989). Menurut Julianti dan Nurminah (2006), kemasan plastik polietilen dan polipropilen mempunyai daya toksisitas yang rendah yaitu dengan ambang batas maksimum 60 mg/kg bahan pangan.

Buckle (1988)


Daftar Pustaka

Buckle, K. A., R. A. Edwards, G. H. Fleet dan M. Wootton. 1988. Ilmu Pangan. Terjemahan. Universitas Indonesia Press, Indonesia.
Julianti, Elisa dan Mimi Nurminah. 2006. Teknologi Pengemasan. Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian USU.
Syarief, Rizal et al. 1989. Teknologi Pengemasan Pangan. Laboratorium Rekayasa Proses. PAU, IPB, Bogor.


Kemasan Gelas Produk Peternakan

Wadah gelas dalam bentuk botol dikenalkan oleh seorang dokter untuk sistem distribusi susu segar yang bersih dan aman pada tahun 1884. Mekanisasi pembuatan botol gelas besar-besaran pertama kali tahun 1892. Wadah-wadah gelas terus berkembang hingga saat ini, mulai dari bejanabejana sederhana hingga berbagai bentuk yang sangat menarik. Sebagai bahan kemasan, gelas mempunyai kelebihan dan kelemahan.


Kelebihan kemasan gelas adalah :
- Kedap terhadap air, gas , bau-bauan dan mikroorganisme
- Inert dan tidak dapat bereaksi atau bermigrasi ke dalam bahan pangan
- Kecepatan pengisian hampir sama dengan kemasan kaleng
- Sesuai untuk produk yang mengalami pemanasan dan penutupan secara hermetis
- Dapat didaur ulang
- Dapat ditutup kembali setelah dibuka
- Transparan sehingga isinya dapat diperlihatkan dan dapat dihias
- Dapat dibentuk menjadi berbagai bentuk dan warna
- Memberikan nilai tambah bagi produk
- Rigid (kaku), kuat dan dapat ditumpuk tanpa mengalami kerusakan

Sedangkan kelemahan kemasan gelas antara lain:
- Berat sehingga biaya transportasi mahal
- Resistensi terhadap pecah dan mempunyai thermal shock yang rendah
- Dimensinya bervariasi
- Berpotensi menimbulkan bahaya yaitu dari pecahan kaca.

Secara fisika gelas dapat didefenisikan sebagai cairan yang lewat dingin (supercolled liquid), tidak mempunyai titik lebur tertentu dan mempunyai viskositas yang tinggi (>103 Poise) untuk mencegah kristalisasi. Secara kimia gelas didefinisikan sebagai hasil peleburan berbagai oksida anorganik yang tidak mudah menguap yang berasal dari peruraian senyawasenyawa kimia dimana struktur atomnya tidak menentu.


Sumber :
Julianti, Elisa dan Mimi Nurminah. 2006. Teknologi Pengemasan. Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian USU.


Back To Top