Informasi Dunia Peternakan, Perikanan, Kehutanan, dan Konservasi

Habitat dan Persebaran Tapir Asia di Indonesia

Dahulu, Tapir asia dapat ditemukan di seluruh hutan hujan dataran rendah di Asia Tenggara termasuk Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Burma, Thailand, dan Vietnam. Namun populasinya semakin lama semakin menurun. Saat ini, Tapir asia memiliki persebaran meliputi Myanmar, Thailand bagian selatan, Peninsular Malaysia, dan pulau Sumatera (Cranbrook dan Piper 2009).

Gambar 5 Persebaran habitat alami Tapir asia (Tapirus indicus)Sumber: Khan (1997)
Hewan ini dapat hidup dalam habitat rawa, dataran rendah, pegunungan, hutan perbukitan, hutan sekunder, semak lebat, dan perkebunan palem. Beberapa penemuan menyatakan bahwa tapir pernah terlihat di pinggir hutan, hutan primer, hutan sekunder, dan di beberapa perkebunan seperti kebun karet dan kebun palem (Santiapilai & Ramono 1990). Dalam laporan yang tercatat di Taman Nasional Kerinci Seblat, hewan ini dapat mencapai daerah dengan ketinggian 2300 m (Holden et al. 2003).

Menurut informasi Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati (2007), populasi tapir di Lembaga Konservasi ex-situ di Indonesia tercatat 17 ekor yang tersebar di Taman Margasatwa Ragunan 4 ekor, Taman Safari Cisarua 5 ekor, Taman Safari Prigen 2 ekor, Kebun Binatang Gembira Loka 3 ekor, dan Kebun Binatang Taman Sari Bandung 3 ekor. Populasi di alam belum diketahui, namun diduga terus menurun.


Sumber Artikel (Klik Disini)

Morfologi Tapir Asia

Nash (2009) menyebutkan bahwa Tapir asia merupakan jenis yang terbesar dari keempat jenis tapir lainnya. Hewan ini mudah dikenali berdasarkan pola warna tubuhnya. Bagian depan tubuh mulai dari kepala, leher dan kaki berwarna hitam, sedangkan bagian belakang termasuk punggung dan pinggang berwarna putih. Telinga berbentuk oval dan tegak lurus, dengan ujung telinga berwarna putih. Hewan ini memiliki mata yang kecil dengan indera penglihatan yang agak buruk, karena itu tapir lebih mengandalkan indera penciuman dan pendengaran dalam menjalani kehidupannya.

Tapir yang baru lahir berwarna coklat gelap kemerahan, dengan garis bintik berwarna kuning dan putih. Pola warna ini akan mulai berganti setelah anak tapir berumur 51 hari dan mencapai tingkatan warna yang sama dengan individu dewasa setelah berumur 105 hari (Novarino 2000). Pola warna ini berguna untuk kamuflase, terutama di hutan rindang pada saat malam hari.


Tapir memiliki ciri khas yaitu bentuk hidungnya yang memanjang seperti belalai pada gajah, tetapi pada tapir lebih pendek. Belalai tersebut merupakan gabungan dari hidung dan bibir atas yang terdiri dari otot dan jaringan ikat lunak (Tapir Specialist Group 2007), berfungsi untuk mengambil daun muda atau buah dari pepohonan. Hidung ini didekatkan ke tanah saat hewan ini berjalan. Fahey (2009) menyebutkan bahwa tapir memiliki empat jari di tiap kaki depan dan tiga jari di tiap kaki belakangnya yang dilengkapi dengan kuku. Jari kaki keempat pada kaki depan tapir tidak menyentuh tanah pada saat berjalan, sehingga hanya terlihat tiga bentukan jari pada jejak kakinya. Jejak kaki depan individu dewasa memiliki panjang antara 155–220 mm dan lebar sekitar 139–240 mm, sedangkan kaki belakang memiliki panjang sekitar 127–220 mm dan lebar 113–180 mm. Bentuk tubuh yang membulat dan kaki depan yang lebih pendek memungkinkan tapir untuk berlari dengan cepat diantara rerimbunan semak. Selain itu, tapir memiliki kemampuan untuk berenang dan menyelam dalam air untuk waktu yang cukup lama. Tapir asia dewasa dapat tumbuh hingga mencapai panjang 1,8-2,4 m (sekitar 6-8 kaki) dan tinggi 0,9 m (sekitar 3 kaki) (Lernout & Hauspie 2009). Tapir betina memiliki ukuran tubuh yang lebih besar daripada tapir jantan. Bobot tubuh tapir betina berkisar antara 340-430 kg, sedangkan tapir jantan 295-385 kg (Tapir Specialist Group 2007).

Taksonomi Tapir Asia (Tapirus Indicus)

Taksonomi
Tapir asia (Tapirus indicus) adalah salah satu spesies tapir dari famili tapiridae dan genus Tapirus. Tapir asia merupakan jenis yang terbesar dari keempat jenis tapir yang hidup di dunia dan satu-satunya yang berasal dari Asia. Di Indonesia, hewan ini memiliki habitat alami di hutan hujan tropis di pulau Sumatra. Tapir di daerah Sumatra umumnya memiliki nama lokal yaitu tanuak atau seladang, gindol, babi alu, kuda ayer, kuda rimbu, kuda arau, marba, cipan, dan sipan. Berikut ini adalah klasifikasi Tapir asia menurut Desmarest 1819:
dunia : Animalia
filum : Chordata
subfilum : Vertebrata
kelas : Mammalia
ordo : Perissodactyla
famili : Tapiridae
genus : Tapirus
spesies : Tapirus indicus

Genus Tapirus terbagi menjadi empat spesies (Downer 2001) yaitu Tapirus indicus (Tapir asia) yang merupakan spesies Dunia Lama (Old World Species) dan tiga spesies lainnya yaitu Tapirus terrestris (Tapir dataran rendah), Tapirus bairdii (Tapir bairdii), dan Tapirus pinchaque (Tapir pegunungan) yang merupakan spesies Dunia Baru (New World species).





Back To Top