Buah merah (Pandanus conoideus) atau yang
dikenal luas di Wamena dengan nama tawi/kuanus/sauk ekendi adalah
tanaman asli Papua yang tumbuh di dataran rendah (40 m dpl) sampai dataran
tinggi (2.000 m dpl). Buah merah tumbuh di daerah bersuhu di bawah 17 oC dengan curah hujan
rata-rata 186 mm per bulan dan jumlah penyinaran matahari 57% serta tekanan
udara rata-rata 896 mb (Adnyana, 2008). Tanaman ini biasanya tumbuh bergerombol
di dataran terbuka dan terkena sinar matahari langsung. Habitat asli tempat
hidup buah merah berupa tanah lempung dan lempung berpasir serta banyak tumbuh
di tanah dengan pH 5-7 (Yahya dan Wiryanta, 2005).
Sumber Foto : http://www.buahmerah.jp/ |
Tanaman buah merah termasuk tanaman keluarga
pandan-pandanan dengan pohon menyerupai pandan namun tinggi tanaman dapat
mencapai 16 m dengan tinggi bebas cabang setinggi 5-8 m yang diperkokoh dengan
akar-akar tunjang pada batang sebelah bawah. Kultivar buah berbentuk lonjong
dengan kuncup tertutup daun buah (Adnyana, 2008). Tanaman berkayu ini tumbuh
bercabang sampai mempunyai lima cabang. Batang dan cabang tanaman buah merah
ditumbuhi duri kecil dan tajam. Warna cokelat tua atau cokelat muda. Akar
tanaman merupakan akar udara yang menempel di batang pokok dan berfungsi
sebagai penyangga tanaman. Daun berbentuk pita memanjang berwarna hijau tua.
Lebar daun 5-10 cm dan panjang mencapai 150 cm dengan bagian tepi daun
ditumbuhi duri (Redaksi Agromedia, 2005). Buah merah akan mencapai tingkat
kematangan maksimal saat berumur enam bulan setelah bunga mekar. Buah
dilindungi dengan seludang yang berwarna hijau. Buah terdiri atas
empulur tempat menempel biji yang sangat keras dan terbungkus daging buah. Biji
yang menempel pada empelur tersusun rapi, sehingga sekilas berbentuk menyerupai
kulit nangka. Panjang biji sekitar satu cm dan diameter 0,2 cm (Yahya dan
Wiryanta, 2005).
Buah merah berbentuk panjang lonjong atau agak
persegi dan kulit luar menyerupai buah nangka. Panjang buah merah mencapai 55
cm, diameter 10-15 cm, dan bobot 3-12 kg. Warna saat matang berwarna merah maroon
yang terang, namun ada juga yang berwarna merah kecoklatan dan kuning
(Adnyana, 2008). Daerah yang menjadi sentra buah merah adalah daerah-daerah
yang berada di sepanjang lereng pegunungan Jayawijaya, seperti Kelila, Merauke,
Wamena Timena, Yakuhimo, Bokondini, Karubaga, Kobakma dan Kenyam (Redaksi Agromedia,
2005).
Buah ini mengandung zat-zat alami yang dapat
meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan proses metabolisme (Adnyana, 2008).
Buah merah memiliki antioksidan yang tinggi (karoten dan tokofenol), asam lemak
yang didominasi tidak jenuh, mineral mikro dan makro yang sangat tinggi
khususnya kalsium dan Fe. Hampir 85% terdiri atas Omega 3, Omega 9 dan Omega 6.
Ketiga Omega ini berperan sangat penting dalam meningkatkan kekebalan tubuh,
kecerdasan dan perbaikan sel rusak (Adnyana, 2008).
Tabel 1. Kandungan Kimia Buah Merah
Bahan Kimia
|
Kandungan
|
Total
tokoferol (ppm)
Total
karotenoid (ppm)
Alfatokoferol
(ppm)
Betakaroten
(ppm)
Asam linoleat
(%)
Asam linolenat
(%)
Asam oleat (%)
Dekanoat (%)
Sumber : Yahya dan Wiryanta (2005)
|
11.000
12.000
500
700
8,8
7,8
58,0
2,0
|
Tokoferol yang terdapat di dalam buah merah
merupakan vitamin E alami yang dapat mengencerkan darah. Hal ini sangat baik
bagi penderita stroke. Salah satu pemicu stroke adalah tekanan
darah tinggi dan terjadi penggumpalan di dalam pembuluh darah. Jika tekanan
darah meningkat dan terjadi penggumpalan di dalam pembuluh, maka pembuluh darah
bisa pecah yang dinamakan stroke. Tokoferol akan membantu mengencerkan
darah, mencegah penggumpalan darah, memperbaiki sistem kerja jantung dan
menurunkan tekanan darah (Wiryanta, 2005).
Betakaroten di dalam tubuh akan diubah menjadi
vitamin A yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh manusia. Vitamin A inilah yang
berfungsi membantu menyembuhkan penyakit yang berhubungan dengan mata. Kalsium
dan besi yang terdapat di buah merah sangat tinggi sehingga dapat membantu
mencegah dan mengobati osteoporosis (Wiryanta, 2005). Efek samping
akibat mengkonsumsi buah merah antara lain lemas, mual, mengantuk, rasa gatal
di tenggorokan dan diare. Rasa gatal dan diare ini disebabkan oleh sari buah
merah yang kotor atau kurang higienis saat dikonsumsi sehingga banyak
mengandung bakteri akibat dari pengolahan yang salah (Wiryanta, 2005).
Kandungan gizi setiap 100 g buah merah ditunjukkan pada Tabel.
Tabel
. Kandungan Nutrisi per 100 Gram Buah Merah (Budi, 2002)
Bahan
Kimia
|
Kandungan
|
Energi (kal)
Protein (mg)
Lemak (mg)
Serat (mg)
Kalsium (mg)
Fosfor (mg)
Besi (mg)
Vitamin B1 (mg)
Vitamin C (mg)
Niasin (mg)
Air (mg)
|
396,00
3.300,00
28.100,00
20.900,00
54.000,00
30,00
2,44
0,90
25,70
1,80
34,90
|
Kadar kandungan tokoferol dan betakaroten yang
berbeda-beda pada beberapa penelitian dipengaruhi oleh tempat tumbuh tanaman
dan proses pembuatan buah merah. Tokoferol dan betakaroten yang tinggi
diperoleh dari buah yang berasal dari tanaman dataran tinggi dan melalui proses
pemasakan yang benar. Proses pemasakan dengan pemanasan yang tinggi dan waktu
yang lama akan menurunkan kandungan tokoferol dan betakaroten. Kandungan
senyawa kimia ini juga dipengaruhi oleh jenis buah merah (Irawan, 2006). Di
pedalaman Papua ditemukan paling sedikit 15 jenis atau varietas tanaman buah
merah, yaitu ogi/barugum, maller, wonna, bullur, yanggiru,
kanenen, kwambir, kumuluk, kwanggok, muni, bomi,
magari, iliruk, yibagaya, dan wegele (Yahya dan
Wiryanta, 2005).
Ampas Buah Merah
Ampas buah merah atau disingkat dengan ABM merupakan hasil ikutan
dari proses pengolahan minyak atau sari buah merah. Ampas buah merah mengandung
karotenoid dan tokoferol dengan jumlah yang lebih sedikit dibanding dengan buah
merah.
Tabel
. Kandungan Ampas Buah Merah
Nutrien
|
Kandungan
|
Bahan Kering (%)
Abu (%)
Protein Kasar (%)
Serat Kasar (%)
Lemak Kasar (%)
Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (%)
Calsium (%)
Phospor (%)
Natrium Chlorida (%)
Energi Bruto (Kkal/kg)
|
23,12
0,91
3,11
0,21
7,60
11,30
0,14
0,89
-
6.316
|
Sumber :
Hasil Analisis Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan IPB
(2009)
Daftar Pustaka
Adnyana.
I. M. S. 2008. Fakta buah merah asli Papua. http://buahmerah. baliwae.com. [18
Januari 2009].
Budi,
I. M. 2002. Kajian kandungan zat gizi dan sifat fisiko-kimia berbagai jenis
minyak buah merah (Pandanus conoideus Lam.) hasil ekstraksi secara
tradisional di Kabupaten Jayawijaya Propinsi Irian Jaya. Tesis. Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Irawan,
D. 2006. Mengenal buah merah yang semakin populer. http://www.waspada.co.id.
[20 Maret 2009].
Redaksi
Agromedia. 2005. Pro dan Kontra Buah Merah: Pendapat Pakar dan Praktisi.
Agromedia Pustaka, Jakarta.
Wiryanta,
B. T. W. 2005. Keajaiban Buah Merah: Kesaksian dari Mereka yang Tersembuhkan.
Agromedia Pustaka, Jakarta.
Yahya,
M. dan B. T. W. Wiryanta. 2005. Khasiat dan Manfaat Buah Merah: si Emas Merah
dari Papua. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Labels:
Pakan Alternative,
Ransum
Thanks for reading Potensi Ampas Buah Merah untuk Pakan Ternak . Please share...!
0 Comment for "Potensi Ampas Buah Merah untuk Pakan Ternak "